Pemerintahan di bawah naungan Presiden Joko Widodo serius menggarap Indonesia agar selangkah naik level sebagai negara yang maju. Hal ini terlihat dari upaya Jokowi yang perintahkan pabrik khususnya smelter untuk hilirisasi hasilkan barang jadi.
Sudah lama Indonesia selalu bermain ekspor bahan mentah, lalu diolah di negara lain menjadi produk, dan kemudian diimpor lagi ke Indonesia. Tentu saja hal ini menjadikan harga produk mahal serta keuntungan yang diraup negara ini sedikit. Kini, Jokowi menggebrak metode baru dengan menjadi negara produsen dari produk sumber daya alam yang ada di Indonesia melalui hilirisasi hasilkan barang jadi.
Solusi yang digunakan adalah menghadirkan investor untuk membangun pabrik di Indonesia. Namun sayangnya, birokrasi dan regulasi di Indonesia masih kurang ramah terhadap iklim investasi. Hal ini dapat membuat investor enggan untuk berinvestasi, alhasil Indonesia hanya bisa ekspor komoditi saja, tanpa peningkatan nilai dan mutu dari komoditi tersebut.
Karena itulah, Jokowi menggebrak dunia melalui nikel. Indonesia yang merupakan negara penghasil nikel terbanyak di dunia ini, akhirnya meminta investor membangun pabrik untuk mengolah nikel menjadi produk turunan, seperti baterai mobil listrik yang kemudian digunakan di dalam negeri atau diekspor ke luar negeri.
Dan BOOM! Hasilnya, hilirisasi hasilkan barang jadi berhasil menarik salah satu perusahaan besar asal California, Tesla. Pemerintah sedang menjajaki pembangunan baterai listrik lithium untuk kendaraan listrik.
Hal ini telah dikonfirmasi oleh Menperin, Agus Gumiwang, bahwa Tesla akan diarahkan pemerintah Republik Indonesia untuk membangun pabrik di kawasan industri terpadu Batang, Jawa Tengah.
Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, manajemen Tesla tertarik menanamkan modal di Indonesia karena Tanah Air memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. “Saya bilang kepada Tesla, kau taruh investasinya di sini hari ini, cadangan kita kasih. Jadi kalau kita itu sekarang mengubah dari commodity base menjadi downstream. Jadi produk-produk kita lihat hilirisasi. Itu yang yang akan mengubah Indonesia menjadi negara yang hebat dan masuk ke global supply chain,” papar Luhut.
Tak hanya Tesla, dua perusahaan besar yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan juga berminat berinvestasi sebesar US$ 20 miliar atau setara 296 triliun rupiah.
Tren penggunaan kendaraan listrik di dunia kian meningkat dari tahun ke tahun. Dan, cadangan bahan bakar fosil kian menipis, inilah strategi yang bagus bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama melalui nikel.
Sangat disayangkan jika pada akhirnya Indonesia hanya ekspor nikel mentah dan diolah di luar negeri lalu diimpor lagi ke Indonesia. Maka dari itu, pemerintah memasang strategi dengan meminta investor membangun pabrik di Indonesia karena pemerintah tidak ingin menggunakan tabiat lama yang tidak menguntungkan Indonesia.
Dengan kolaborasi Indonesia dengan negara lain melalui investasi, nantinya lapangan kerja baru akan tersedia lebih banyak, produk baterai diekspor dan kemudian menjadi sumber devisa negara. Kebutuhan baterai lithium dalam negeri terpenuhi, tanpa harus impor dari luar negeri yang memberatkan neraca dagang.
Cita-cita Indonesia untuk menjadi global supply chain akan segera terwujud. Menakjubkan, bukan? Maka dari itu, pemerintah dan Presiden Jokowi merancang UU Cipta Kerja untuk membantu di bidang investasi yang bermuara pada pengurangan tingkat pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tepat. Bahkan, dari adanya UU Cipta Kerja tersebut telah ada ratusan perusahaan yang antre berinvestasi ke Indonesia.
Siapkah Anda menyandang predikat sebagai masyarakat dari negara besar? Negara maju, yang akan segera disanding oleh Indonesia? Persiapkan diri Anda, atas rasa membanggakan ini!