KOMPAS.com – Lockheed Martin F-22 Raptor adalah pesawat tempur taktis siluman yang bisa terbang tanpa dapat diketahui musuh.
Jet tempur yang dikembangkan dan diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat ini memiliki kelebihan tak terdeteksi radar.
F-22 Raptor juga disebut siluman, karena dapat menghindari deteksi, baik itu visual, audio, sensor, dan gelombang radar musuh.
Lantas, seperti apa spesifikasi F-22 Raptor?
Lockheed Martin dan Boeing sebagai produsen pesawat kenamaan AS diberikan wewenang untuk membuat pesawat siluman tersebut.
Dilansir dari laman Angkatan Udara AS, jet tempur siluman F-22 Raptor memiliki panjang 18,9 meter dan tingginya 5,1 meter. Panjang rentangan sayapnya berkisar 13,6 meter.
F-22 Raptor ditenagai dua mesin turbofan Pratt & Whitney F119-PW-100, yang dapat melaju dengan kecepatan 2.560 kilometer per jam atau Mach 2.
Untuk persenjataan, F-22 Raptor dibekali satu meriam M61A2 20 milimeter dengan 480 putaran, ruang senjata samping internal yang dapat mengangkut dua rudal udara-ke-udara inframerah AIM-9.
Selain itu, juga terdapat ruang senjata utama internal untuk pengangkutan enam rudal udara-ke-udara berpemandu radar AIM-120.
F-22 Raptor: mode siluman hingga kemampuan perang
Dilansir dari laman Boeing, F-22 Raptor adalah salah satu pesawat tempur armada Angkatan Udara AS.
F-22 Raptor diklaim menghadirkan kombinasi siluman, kecepatan, kemampuan manuver, dan kemampuan perang yang kuat.
Serangkaian sensor dan senjata yang disebut sangat mematikan menjamin dominasi udara dan mendukung misi yang sedang dijalankan.
Boeing bermitra dengan Lockheed Martin untuk merancang dan memasang upgrade modernisasi untuk F-22 Raptor, yang memungkinkan pilot untuk mempertahankan superioritas di udara.
Selain dukungan logistik berbasis kinerja pada beberapa komponen F-22, Boeing juga menyediakan pelatihan pilot dan pemeliharaan untuk memastikan kesiapan misi sepanjang waktu.
Sistem pelatihan pemeliharaan F-22 mencakup serangkaian perangkat pelatihan fidelitas tinggi, laboratorium, dan ruang kelas yang menyediakan pelatihan pemeliharaan teoretis dan langsung.
Historis pembuatan F-22 Raptor
Pada pertengahan 1990-an, Boeing bekerja sama dengan Lockheed Martin untuk mengembangkan dan membangun F-22, pesawat tempur taktis yang menggabungkan kemampuan siluman, avionik terintegrasi, dan kemampuan manuver.
Pembangunan F-22 dimaksudkan sebagai pengganti F-15 sebagai dominasi garis depan AS dalam menyerang basis pertahanan musuh.
Produksi pertama F-22 diresmikan 9 April 1997, pada upacara peluncuran yang diselenggarakan oleh Lockheed Martin, Boeing, dan Pratt & Whitney.
Lockheed Martin Aeronautical Systems, sebuah divisi dari Lockheed Martin Corp, yang berbasis di Marietta, Georgia, AS, bertanggung jawab atas beberapa hal.
Mulai dari manajemen program, badan depan yang terintegrasi (bagian hidung) dan badan pesawat depan, termasuk kokpit dan saluran masuk, tepi terdepan sayap, sirip dan stabilator, penutup, aileron dan roda pendarat, dan perakitan akhir pesawat.
Lockheed Martin Tactical Aircraft Systems, yang berbasis di Fort Worth, Texas, bertanggung jawab atas badan pesawat tengah, navigasi terintegrasi dan sistem peperangan elektronik, sistem komunikasi, navigasi, dan identifikasi, dan sistem pendukung senjata.
Boeing di Seattle, Washington, membangun sayap dan badan pesawat belakang, termasuk struktur yang diperlukan untuk pemasangan mesin dan nozzle, dan bertanggung jawab atas integrasi avionik, 70 persen perangkat lunak misi, dan sistem pelatihan.
Produksi F-22 diakhiri
Pada 2002, Boeing mengirimkan titanium 2.000 pon (907 kilogram) dan sayap komposit untuk pesawat produksi F-22 yang pertama.
Pada April 2005, Boeing telah mengirimkan 61 set sayap dan 66 badan belakang serta sejumlah paket uji terbang avionik terintegrasi dan pembaruan untuk Lockheed Martin.
F-22 memenangkan Collier Trophy yang bergengsi pada 2006. Setelah itu, dikelilingi oleh kontroversi tentang biaya dan kesesuaiannya dalam lingkungan pasca-Perang Dingin.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, generasi berikutnya dari pesawat tempur Soviet yang dimaksudkan untuk mendominasi dalam pertempuran udara tidak pernah terwujud.
Departemen Pertahanan AS mengumumkan keputusan untuk mengakhiri produksi F-22 pada April 2009. Angkatan Udara AS menerima F-22 terakhir pada 2012.
Pada September 2014, F-22 Raptor melakukan debut tempurnya dalam serangan terkoordinasi dengan jet tempur dan pembom lainnya terhadap ISIS di Suriah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Spesifikasi #F22 #Raptor #Jet #Tempur #Siluman #yang #Bisa #Hindari #Radar #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli