KOMPAS.com – Sebuah unggahan berisi informasi mengenai adanya semburat atau noda yang terlihat oleh mata ketika melihat pemandangan terang viral di media sosial pada Selasa (15/6/2021).
Adapun informasi itu diunggah oleh akun Twitter @eggshellfriend.
“Im never lonely cuz i got these little guys with me 🙂
(Saya tidak pernah kesepian karena saya membawa teman-teman kecil ini bersama saya :))”.
Im never lonely cuz i got these little guys with me 🙂 pic.twitter.com/aCECjOQFZd
— dj fuck (@eggshellfriend) June 15, 2021
Hingga Kamis (17/6/2021), unggahan itu sudah diretwit sebanyak 77.800 kali dan disukai lebih dari 655.100 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Lantas, fenomena apa itu?
Dokter spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, dr Grimaldi Ihsan mengatakan, kejadian tersebut dinamakan floaters.
“Itu namanya floaters akibat kekeruhan gel di dalam bola mata yang disebut vitreus,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/6/2021).
Ia menambahkan, floaters merupakan titik atau bintik dalam penglihatan seseorang seolah-olah bintik tersebut melayang ketika orang itu mencoba untuk melihat langsung ke arahnya.
Bintik atau noda itu terdiri dari vitreus mata, dan umumnya kondisi ini benar-benar normal.
Vitreus adalah zat bening seperti gel yang mengisi sebagian besar mata.
Penyebab
Sementara itu, Grimaldi mengatakan bahwa 80 persen floaters biasanya tidak berbahaya, karena berhubungan dengan faktor usia.
Namun, ada juga 20 persen penyebab lain yang bisa diakibatkan oleh perdarahan, infeksi, dan robekan saraf mata (retina).
“Biasanya mulai muncul di usia 50 tahun ke atas, tapi pada orang-orang tertentu bisa terjadi lebih cepat,” kata dia.
Jika menilik terjadinya floaters, kondisi ini terjadi ketika tubuh vitreus mulai menyusut.
Saat menyusut, serat-serat kecil dapat terlepas dan menjadi berserabut. Inilah yang oleh dokter disebut detasemen vitreus.
Detasemen ini menyebabkan massa vitreus berserabut yang dapat mengganggu cahaya yang masuk ke retina.
Hal ini memberikan bayangan kecil ke mata, yang membuat floaters terlihat.
Menurut Grimaldi, setiap orang bisa mendapatkan floaters di beberapa titik, meskipun kebanyakan orang mengabaikannya.
“Banyak yang mungkin hanya memperhatikan mereka ketika mereka melihat permukaan atau area yang kosong dan cerah seperti langit,” kata Grimaldi.
“Ya seperti kalau lihat debu di dalam ruangan, lebih terlihat kalau di dekat jendela yang terang,” lanjut dia.
Selain itu, ada juga penyebab floaters di mata yang lebih serius, seperti:
- Peradangan pada mata
- Infeksi
- Robekan atau benturan pada retina
- Cedera traumatis di mata
- Perdarahan
- Tumor mata
Grimaldi mengatakan bahwa robekan retina bisa berakibat ablasio retina (perlepasan saraf retina).
“Bisa juga karena perdarahan akibat retinopati diabetika (kerusakan mata akibat diabetes yang berpotensi kebutaan),” kata dia.
Menurutnya, robekan retina ini juga biasanya disebabkan akibat penipisan saraf retina yang ditambah dengan adanya faktor risiko minus tinggi, benturan pada mata atau bisa juga terjadi secara spontan.
Pencegahan
Meski tidak mengganggu untuk kondisi yang biasa, Grimaldi mengatakan, adanya floaters belum tentu bisa hilang 100 persen.
Namun, kondisi floater lama kelamaan bisa menjadi lebih transparan dan bisa juga hilang timbul.
“Jadi sarannya sih tetap cek mata rutin 1 tahun sekali untuk evaluasi floaters-nya bahaya atau tidak,” katanya lagi.
Dilansir dari Medical News Today, (21/12/2020), ada beberapa praktik dasar untuk menjaga kesehatan mata, seperti:
- Menjaga berat badan yang sehat atau menurunkan berat badan
- Makan makanan yang bervariasi dan bergizi
- Berhenti merokok
- Memakai kacamata hitam di luar ruangan
- Memakai kacamata pelindung bila perlu
- Sering mengistirahatkan mata
Â
Infografik: 8 Manfaat Tidur Siang
#Ramai #soal #Noda #Mata #Saat #Melihat #Pemandangan #Terang #Apa #Itu #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli