SEBAGAI sebuah terminologi relatif baru yang semula memang tidak ada maka wajar bahwa apa yang disebut sebagai cryptocurrency asyik diterkam berbagai kekeliruan tafsir.
Kriptonik
Misalnya, pada hakikatnya cryptocurrency sama sekali tidak ada hubungan dengan kriptonik sebagai benda paling ditakuti Superman yang konon berasal dari planet Kripton.
Lalu cryptocurrency kerap digebyah-uyah untuk disamakan dengan apa yang disebut sebagai virtual currency padahal beda.
Sementara crytocurrency dianggap berbahaya sebab dianggap tidak ada jaminan keselamatan para pemiliknya padahal bentuk alat pembayaran mana pun juga tidak memiliki jaminan keselamatan untuk dimiliki apalagi apabila dirampok oleh entah siapa.
Lalu Bitcoin dianggap sebagai satu-satunya cryptocurrency yang didesentralisasikan padahal sebenarnya sekadar yang pertama.
Banyak yang merasa sok tahu bahwa biang keladi pencipta Bittcoin adalah seorang bernama Satoshi Nakamoto yang dari namanya terkesan keturunan Jepang namun sebenarnya belum pernah diketahui siapa sebenarnya Satoshi Nakamoto itu.
Juga tidak banyak yang tahu bahwa Hungaria telah mendirikan monumen cryptocurrency. Di Indonesia, terjadi perdebatan tentang istilah Indonesia apa yang paling tepat dan benar terhadap cryptocurrency agar jangan sampai terjadi kekeliruan pemahaman masyarakat Indonesia seperti terjadi pada istilah konsumerisme atau radikalisme yang rawan berdampak kurang bagus terhadap kelancaran komunikasi antar anggota masyarakat.
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Tafsir
Akibat cryptocurrency terkesan berasal dari bahasa Inggris maka sebaiknya kita simak apa pemaknaan resmi Oxford Dictionary Online terhadap istilah cryptocurrency yang dimaklumatkan bersamaan dengan istilah bikeable, snacky, time suck pada Mei 2014 sebagai berikut:
“A digital currency in which encryption techniques are used to regulate the generation of units of currency and verify the transfer of funds, operating independently of a central bank.”
Dari pemaknaan ODO itu bebas-merdeka ditarik beranekaragam kesimpulan mulai dari gerakan konspirasi anti bank sampai ke ikhtiar merusak tatanan keuangan internasional planet bumi yang terkesan sudah menjadi imperialisme gaya baru melalui jalur keuangan atau tafsir lain-lain apalagi selama hak azasi tafsir masih belum dicabut dari daftar hak asasi manusia.
#Kelirumologi #Cryptocurrency #Halaman #Kompascom
Klik disini untuk lihat artikel asli