navigasibisnis.com
Saturday, September 23, 2023
  • Login
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren
No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren
No Result
View All Result
navigasibisnis.com
No Result
View All Result
Home Tren

Analisis Banjir Juli, Tanggap Darurat di Garut, dan Fenomena Atmosfer…

July 18, 2022
in Tren
0
0
SHARES
25
VIEWS
Bagikan ke Whatsapp

KOMPAS.com – Sejumlah wilayah di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan daerah lainnya baru-baru ini diterjang banjir.

Fenomena banjir di Juli merupakan fenomena yang tidak biasa. Pasalnya, Juli disebutkan permulaan musim kemarau di Indonesia.

RELATED POSTS

Waspada, Beredar Surat Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan Pertamina

Apakah Ada Syarat Minimal IPK untuk Daftar CPNS dan PPPK 2023?

Pada Mei 2022, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, awal musim kemarau di Indonesia cukup variatif.

Beberapa daerah tercatat memasuki kemarau pada April, tetapi banyak daerah baru masuk kemarau pada Mei dan Juni.

Artinya, semua wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau pada Juli 2022.

Namun, banjir justru menggenangi sejumlah daerah, seperti Bogor, Garut, Ciledug, Bandung, Tangerang, dan DKI Jakarta.

Tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor di Garut

Seorang warga berdiri di tumpukan sampah yang menyumbat aliran Sungai Cibuyutan, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2021). ANTARA/HO-BPBD Garut Seorang warga berdiri di tumpukan sampah yang menyumbat aliran Sungai Cibuyutan, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2021).

Di Garut, Jawa Barat, banjir bahkan memutus beberapa akses jembatan dan merendam 20 desa di 8 kecamatan.

Trending #PrayForGarut pun mengemuka selama 24 jam di Twitter.

Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor tertanggal 16 Juli 2022.

Status tanggap darurat tersebut terhitung sejak 16 Juli hingga 29 Juli 2022.

Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, 14 kecamatan terdampak banjir.  Antara lain Kecamatan Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi dan Singajaya. Sebanyak 6.031 Kepala Keluarga (KK) atau 18.873 jiwa terdampak dan 649 jiwa di antaranya mengungsi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melaporkan update kerugian meteril sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit di antaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 3 unit fasilitas Pendidikan rusak ringan.

Selain itu, tercatat sedikitnya 17.077 hektar kolam ikan milik warga terdampak.

Sementara hujan deras dalam waktu lama menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bogor melaporkan, sebanyak 23 desa di 11 kecamatan dilanda bencana tersebut.

Akibatnya, 4.084 keluarga atau 16.420 jiwa terdampak bencana itu.

Banjir juga dilaporkan menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur di waktu yang sama.

Fenomena-fenomena atmosfer

Tim SAR saat mengevakuasi perempuan hamil korban banjir menuju puskesmas terdekat agar bisa melakukan persalinan segeraSuwandi/KOMPAS.com Tim SAR saat mengevakuasi perempuan hamil korban banjir menuju puskesmas terdekat agar bisa melakukan persalinan segera

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, fenomena-fenomena atmosfer bisa memicu terjadinya dinamika cuaca, sehingga mengakibatkan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurutnya, ada beberapa fenomena atmosfer yang berpengaruh pada tingginya intensitas hujan saat kemarau kali ini.

Beberapa di antaranya adalah fenomena La Nina, fenomena Dipole Mode, Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby.

“Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” kata Guswanto, dikutip dari pemberitaan .

Untuk fenomena Dipole Mode, berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Adapun fenomena MJO, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan skala regional.

Hujan 24 jam

Sementara itu, prakirawan cuaca BMKG Kota Bandung Yan Firdaus Permadhi menjelaskan, hujan yang turun selama hampir 24 jam disebabkan oleh fenomena Mesoscale Convective Complex (MCC).

MCC yang masih bagian dari Mesoscale Convective System (MCS) merupakan fenomena yang dicirikan dengan adanya perisai awan yang berbentuk quasi-circular (hampir lingkaran) dengan luas area inti awan mencakup lebih dari 50.000 km persegi serta suhu puncak awan IR1 kurang dari -52 derajat celsius.

“Kondisi awan tersebut bertahan minimun selama 6 jam dan menyebabkan cuaca buruk dan hujan ekstrem,” kata Yan, dikutip dari .

Ia menuturkan MCS adalah sistem kompleks badai petir yang terorganisasi pada skala yang lebih besar dari badai individu tetapi lebih kecil dari siklon tropis.

Biasanya, kondisi ini berlangsung selama beberapa jam atau lebih.

(Sumber: Kompas.com/Muhammad Syahrial, Ellyvon Pranita, Nur Rohmi Aida, Afdhalul Ikhsan | Editor: Holy Kartika Nurwigati, Rendika Ferri Kurniawan, Reni Susanti)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Infografik: Cara membersihkan rumah setelah banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Analisis #Banjir #Juli #Tanggap #Darurat #Garut #dan #Fenomena #Atmosfer #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: Analisis banjir Jakartabanjirbanjir di bulan julibanjir di ciledugbanjir di GarutBanjir di Indonesiabanjir garutbanjir JakartaGuswantoIndonesia
ShareTweetSend

Related Posts

Waspada, Beredar Surat Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan Pertamina

Waspada, Beredar Surat Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan Pertamina

by bisnis
September 22, 2023
0

KOMPAS.com - Sebuah unggahan warganet yang mempertanyakan perihal surat rekrutmen penerimaan karyawan dari PT Pertamina (Persero), ramai di media sosial....

Apakah Ada Syarat Minimal IPK untuk Daftar CPNS dan PPPK 2023?

Apakah Ada Syarat Minimal IPK untuk Daftar CPNS dan PPPK 2023?

by bisnis
September 20, 2023
0

KOMPAS.com - Pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) resmi dibuka hari ini, Rabu...

30 Kutipan Terkenal Abraham Lincoln

30 Kutipan Terkenal Abraham Lincoln

by bisnis
September 18, 2023
0

KOMPAS.com - Abraham Lincoln merupakan Presiden ke-16 Amerika Serikat yang melawan praktik perbudakan. Lahir pada 1809, Lincoln berasal dari keluarga...

Harga, Jadwal, dan Cara Beli Tiket Film NCT 127 1st Tour Neo City: Seoul-The Origin

Harga, Jadwal, dan Cara Beli Tiket Film NCT 127 1st Tour Neo City: Seoul-The Origin

by bisnis
September 17, 2023
0

KOMPAS.com - Grup K-Pop NCT 127 bersiap menghibur penggemar lewat film NCT 127 1st Tour Neo City: Seoul-The Origin. Film tersebut...

Kebakaran di Bromo Akhirnya Padam, Bisakah Rumput di Savana Tumbuh Lagi?

Kebakaran di Bromo Akhirnya Padam, Bisakah Rumput di Savana Tumbuh Lagi?

by bisnis
September 15, 2023
0

KOMPAS.com - Kebakaran yang terjadi di bukit savana Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur sejak Rabu (6/9/2023) akhirnya padam...

Next Post
Ketika Skuad Indonesia Ramai Mundur dari Chinese Taipei Open 2022…

Ketika Skuad Indonesia Ramai Mundur dari Chinese Taipei Open 2022...

Korea Utara Klaim Sudah Lewati Krisis Covid-19

Korea Utara Klaim Sudah Lewati Krisis Covid-19

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IMIP Bahodopi bersihkan lingkungan/Dok. PT IMIP

Dalam Rangka World Cleanup Day 2021 IMIP Lakukan Pengelolaan Sampah di Bahodopi

September 20, 2021
Kemenperin Amankan Produksi dan Distribusi Oksigen untuk Keperluan Medis

Ekonomi Kuartal III Melambat, Menperin: Sektor Manufaktur Masih “On The Track”

November 6, 2021
vaksin covid-19 PT IMIP

Vaksin COVID-19 PT IMIP Tahap Kedua Diikuti 42.500 Karyawan

May 23, 2021
kendala di sektor industri

Kendala dan Kontribusi di Sektor Industri

March 12, 2021
pertumbuhan ekonomi di morowali

Ketika Kawasan Industri Kerek Pertumbuhan Ekonomi di Morowali

January 26, 2022

MOST VIEWED

  • Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Kuning Gratis untuk Pencari Kerja

    Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Kuning Gratis untuk Pencari Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjaga Keutuhan Bhinneka Tunggal Ika di Segala Sektor

    80 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Kontribusi Nyata PT IMIP Terhadap Ekonomi

    58 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Wanita Bisa Hamil Walaupun Sperma Dikeluarkan di Luar Vagina? Halaman all

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Ngaku Jenius Kalau Nggak Bisa Jawab Tebak-Tebakan Logika Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
navigasibisnis.com

navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

  • Landing Page
  • All Features
  • Contact

© 2020 navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren

© 2020 navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In