KOMPAS.com – Ketua Bali Tourism Board (BTB) IB Agung Partha Adnyana atau biasa disapa Gus Agung mengatakan, perihal persyaratan masuk ke Bali hanya rapid test justru menjadi masalah bagi pariwisata Bali.
Menurut dia, ketika rapid test dapat digunakan sebagai syarat masuk Bali, jumlah wisatawan yang datang justru menurun.
“Begitu Bali dibilang hanya rapid test itu justru bukannya datang, malah turun wisatawan. Bahkan di Gilimanuk itu ada yang cerita gak perlu rapid test. Kacau banget sih. Ada sentimen seperti itu,” kata Gus Agung.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam Webinar Bincang Santai: Amankah Untuk Berlibur Sekarang? Kamis (1/10/2020).
Oleh karena itu, meski diperkirakan akan menimbulkan kontroversi, ia lebih memilih agar Bali menerapkan prosedur swab test bagi wisatawan yang masuk ke Bali.
“Sekalian saja kita kalau memang harus swab. Ya lakukan saja swab. Memang rapid test ini gak gitu efektif. Nah, kalau di Bali memang swab itu gak mahal,” kata Gus Agung.
Ia berpendapat bahwa makin banyak test PCR, confidence dan market akan meningkat. Justru jangan malah dibebaskan.
Meski begitu, Gus Agung tak memungkiri apabila pelaksanaan prosedur PCR atau swab test harus diiringi dengan biaya terjangkau.
“Jadi menurut saya, sekarang yang paling penting adalah orang itu gimana caranya harus lakukan test, bukan rapid lagi tapi PCR,” imbuh dia.
Meski begitu, ia mengakui bahwa sarannya tentang prosedur swab test sebagai syarat masuk ke Bali memberatkan industri pariwisata karena harganya yang masih termasuk tinggi.
Namun, Gus Agung tetap berpendapat langkah itu harus segera diambil oleh Bali agar mampu meningkatkan citra positif dan kepercayaan wisatawan.
“Memang setelah kami berhitung, lebih baik kita melakukan PCR. Berat memang, tapi positive image dan trust lebih dibutuhkan saat ini,” kata dia saat ditanya Kompas.com mengenai latar belakang prosedur PCR bagi wisatawan ke Bali.
#Pelaku #Pariwisata #Bali #Swab #Test #Lebih #Baik #untuk #Pariwisata #Bali #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli