LARANTUKA,KOMPAS.com – Penguatan destinasi wisata dengan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (Cleanliness, Health, Safety, Environment/ CHSE) secara disiplin terus digencarkan di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT)
Salah satu penguatan adalah melalui pelaksanaan gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) oleh Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) yang merupakan kegiatan padat karya sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan tersebut.
Kali ini, kegiatan dilakukan di Pantai Kawaliwu, Teluk Hading, Larantuka, Flores Timur, Kamis (24/9/2020).
Adapun, Gerakan BISA merupakan gagasan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mempersiapkan destinasi wisata dengan menerapkan protokol kesehatan CHSE.
Itu karena setelah pandemi, kebutuhan pariwisata kedepannya akan berubah total, meliputi selera masyarakat, bagaimana cara mereka berinteraksi, dan bagaimana mencari destinasi yang ingin mereka kunjungi.
Menurut Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, percepatan pembangunan pariwisata salah satunya meliputi aspek 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) yang dikembangkan dengan 2P (Pemberdayaan dan Promosi).
“Masa pandemi ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan layanan melalui 3A, sehingga masyarakat makin mampu beradaptasi dengan kebiasaan normal baru,” ujar dia.
Pernyataan itu Shana sampaikan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com dari Divisi Komunikasi Publik BOPLBF, Sabtu, (27/9/2020).
Ia melanjutkan, peran serta masyarakat untuk bersama-sama disiplin menerapkan protokol CHSE sangat dibutuhkan untuk menggerakkan pariwisata
Penerapan protokol CHSE melalui Gerakan BISA
Sementara itu, Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli saat membuka kegiatan, mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dengan taat pada protokol kesehatan melalui Gerakan BISA.
Ia melanjutkan, penerapan protokol CHSE itu meliputi penyiapan fasilitas kebersihan, seperti toilet dan tempat sampah, serta infrastruktur penunjang keselamatan dan keamanan lainnya.
“Dengan begitu Flores Timur siap menerima kunjungan wisatawan”, kata Agustinus.
Adapun, Pantai Kawaliwu sering dikunjungi masyarakat Larantuka, terutama untuk menikmati keindahan sunset dan potensi air panas yang mengalir di sekitar pantai tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur, Apolonia Korebima, dalam kesempatan tersebut mengatakan, masalah Pantai Kawaliwu saat ini adalah banyaknya sampah plastik di sepanjang pantai yang berasal dari wisatawan maupun dari laut
Ia pun berharap lebih banyak lagi perhatian dari pemerintah pusat melalui sinergi bersama pemerintah daerah dalam memperkuat destinasi wisata yang ada di Flores Timur.
Gerakan BISA di Pantai Kawaliwu
Penyelenggaraan Gerakan BISA di Pantai Kawaliwu dilakukan dengan kegiatan bersih–bersih bersama dan simulasi penerapan protokoler kesehatan.
Selanjutnya, BOPLBF memberikan beberapa peralatan pendukung kelancaran penerapan protokol CHSE saat new normal di destinasi wisata, seperti thermo gun, masker, face shield, dan alat–alat penunjang kebersihan.
Diserahkan pula peralatan pendukung untuk kegiatan pembenahan bangunan bekas pasar di area dekat Pantai Kawaliwu. Bangunan bekas pasar tersebut kedepannya oleh Pokdarwis setempat akan difungsikan sebagai pusat kuliner dan pertunjukan budaya masyarakat Flores Timur.
Pantai Kawaliwu terletak di teluk Hading, Desa Kawaliwu, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur.
Pantai ini unik karena memiliki aliran air panas yang menyeruak dari balik bebatuan di tepi pantai. Aliran air panas yang mengalir dari sela-sela bebatuan ini bersumber dari gunung api Ile (Mandiri) Padung di Kecamatan Lewolema.
#Destinasi #Wisata #Flores #Timur #Terus #Disiapkan #untuk #Penerapan #Protokol #Kesehatan #CHSE
Klik disini untuk lihat artikel asli