KOMPAS.com – Bali memutuskan untuk menunda penerimaan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang rencananya dimulai Jumat (11/9//2020) mendatang.
Keputusan tersebut sudah disampaikan langsung Gubernur Bali Wayan Koster, Sabtu (22/8/2020) lalu. Penundaan itui berdasarkan empat indikator, salah satunya karena Indonesia masih dalam zona merah kasus Covid-19.
Industri pariwisata di Bali pun terpaksa bekerja lebih keras lagi karena pasar terbesar selain wisatawan nusantara (wisnus) adalah wisman.
Lalu, bagaimana strategi membantu industri pariwisata di Bali agar bisa bertahan menunggu penerimaan kembali wisman, sekaligus menarik kembali kunjungan wisatawan?
Ada sertifikasi industri pariwisata yang sudah siap dibuka
Plt Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Badung Cok Raka Darmawan mengatakan, strategi pertama yang dilakukan Bali adalah dengan memperketat penerapan protokol kesehatan melalui sertifikasi industri pariwisata.
“Semua destinasi yang kami miliki, industri yang ada, dan siap dibuka. Jadi bukan semua ya, artinya yang sudah buka ini yang sudah siap,” kata dia.
Cok Raka menyampaikan pernyataan itu dalam webinar Voxpp Shout! bertema Lebih Jauh Kampanye Indonesia Care dan Panduan Protokol Kesehatan Untuk Daya Tarik Wisata, Jumat (4/9/2020)
Ia melanjutkan, hanya tempat yang sudahlah yang diverifikasi. Bagi yang sudah lulus verifikasi, dapat sertifikat.
Mempromosikan tempat wisata yang dapat sertifikat melalui virtual
Semua tempat wisata yang sudah mendapat sertifikat layak dikunjungi itu kemudian diinformasikan secara virtual.
Cok Raka melanjutkan, promosi secara virtual itu digunakan sebagai bahan informasi untuk wisatawan yang ingin datang ke Bali.
Gandeng Youtuber ke Bali
Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Cok Raka mengatakan bahwa strategi lainnya yang dilakukan adalah mempromosikan pariwisata Bali dengan menggandeng Youtuber.
Adapun, Youtuber yang ditugaskan untuk mempromosikan pariwisata Bali secara virtual tersebut adalah Tina Bule.
“Jadi dia mempromosikan secara virtual semua destinasi wisata kami yang ada di Bali. Dan kami di Kabupaten Badung pun sudah menerima yang bersangkutan dan memfasilitasi pada saat mereka pengambilan gambar dan mempublikasikan,” ujar Cok Raka.
Pelaku usaha pariwisata bisa promosi secara virtual ke portal Dinas Pariwisata
Selain itu, sambung dia, asosiasi atau industri pariwisata yang ingin mempromosikan usahanya bisa menggunakan portal-portal pemerintah, terutama yang ada di Dinas Pariwisata.
“Kami sudah menyurati semua asosiasi dan industri pariwisata yang ada, apabila mereka ingin mempromosikan usahanya itu bisa menggunakan portal-portal yang ada di pemerintah, terutama di Dinas Pariwisata,” kata Cok Raka.
#Bali #Tunda #Terima #Wisman #Seperti #Apa #Strategi #Menolong #Industri #Pariwisatanya
Klik disini untuk lihat artikel asli