KOMPAS.com – Hamil anggur secara medis dikenal dengan nama mola hidatidosa.
Mengutip Cleveland Clinic, hamil anggur terjadi karena pertemuan sel telur dan sperma yang tidak benar saat pembuahan.
Sehingga bukan embiro yang berkembang, justru tumor dalam rahim yang berisi cairan yang menyerupai rangkaian buah anggur.
Oleh karenanya, penyakit ini sering disebut hamil angur.
Mengutip buku “Seri Asuhan Kebidanan: Kehamilan” (2009) oleh Lily Yulaikhah, S.Si.T, kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak.
Ditandai dengan beberapa gejala yang perlu diwaspadai, meliputi:
- Gejala hamil muda yang terasa nyata
- Terkadang terdapat tanda toksemia gravidarum, merupakan tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih)
- Terdapat pendarahan sedikit atau banyak, tidak teratur, warna kecoklatan, seperti bumbu rujak
- Pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan (lebih besar)
- Keluar jaringan mola, seperti buah anggur atau mata ikan yang merupakan diagnosis pasti, tetapi tidak selalu ada
- Muka dan terkadang badan kelihatan pucat kekuningan, yang disebut muka mola (mola face)
- Rahim terasa lembek
- Tidak terasa bagian janin, balotemen, dan gerakan janin
- Adanya fenomena harmonica, yaitu darah dan gelembung mola keluar dan fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru
- Tidak terdengar denyut jantung janin
- Kadar HCG tinggi yang membuat uji biologis dan imunologis akan positif
- Foto rontgen abdomen: tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan)
- USG akan terlihat bayangan badai salju dan bukan janin.
Penyebab
Mengutip buku “Seri Asuhan Kebidanan: Kehamilan” (2009) oleh Lily Yulaikhah, S.Si.T, penyebab pasti mola hidatidosa tidak diketahui.
Namun secara umum faktor penyebab hamil anggur ini meliputi:
- Ovum abnormal, tetapi terlambat dikeluarkan
- Imunoselektif dari trofoblas
- Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
- Paritas tinggi
- Kekurangan protein
- Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
Mengutip Cleveland Clinic, hamil anggur dijelaskan sebagai akibat dari kesalahan genetik spesifik yang terjadi selama pembuahan sel telur oleh sperma.
Dalam kehamilan yang sehat, plasenta terbentuk untuk memberi makan embrio yang sedang tumbuh.
Namun dalam hamil anggur, justru tumor yang terbentuk di dalam rahim.
Kadang-kadang, mola hidatidosa berkembang setelah seorang wanita mengalami keguguran, kehamilan yang sukses, atau kehamilan ektopik, ketika sel-sel tetap berada di dalam rahim.
Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi berimplantasi di luar rahim.
Jenis
Mengutip Cleveland Clinic, hamil anggur dibagi menjadi 2 kategori, yaitu lengkap dan parsial.
Pada kondisi ini jaringan yang membentuk plasenta tidak normal, dan tidak ada embrio yang terbentuk.
Terjadi ketika plasenta abnormal terbentuk bersama dengan embrio.
Dalam kasus ini, embrio memiliki cacat lahir yang parah. Tumor yang berkembang dengan cepat melemahkan embrio.
Faktor risiko
Mengutip Cleveland Clinic, penyakit hamil anggur ini tergolong jarang terjadi, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan orang rentan mengalaminya, yaitu:
- Wanita usia muda sekitar 20 tahun
- Wanita usia di atas 40 tahun
- Memiliki riwayat hamil anggur
- Pernah mengalami keguguran dua kali atau lebih
- Tinggal di lokasi geografis tertentu, meliputi Asia Tenggara, dan Meksiko.
Di Amerika Serikat, wanita keturunan Eropa memiliki risiko hamil anggur yang lebih tinggi dibandingkan wanita dari etnis lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Tandatanda #Hamil #Anggur #yang #Perlu #Diwaspadai #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli