KOMPAS.com – Seorang wanita tanpa rahim berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki.
Mengutip WebMD, wanita itu bernama Mallory, yang memiliki kondisi infertilitas faktor uterus (uterine factor infertility/UFI) sejak lahir.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi hingga 5 persen wanita usia produktif di seluruh dunia.
Ada beberapa penyebab wanita mengalami infertilitas faktor uterus, mungkin karena lahir tanpa rahim, rahim diangkat melalui histerektomi, atau memiliki rahim yang tidak berfungsi dengan baik.
Dalam kasus Mallory, ia memiliki kondisi infertilitas faktor uterus karena didiagnosis menderita Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser syndrome (MRKH) saat usianya 17 tahun.
Dikutip dari CBS News, Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser syndrome adalah kondisi bawaan yang menyebabkan seorang wanita tidak memiliki rahim sejak dilahirkan.
Sindrom tersebut memengaruhi sekitar 1 banding 4.500 bayi perempuan yang baru lahir.
Karena kondisinya, Mallory divonis tidak akan pernah bisa secara biologis mengandung anaknya sendiri.
Namun, vonis tersebut dapat dipatahkan dengan ia melahirkan bayi laki-laki di University of Alabama Birmingham Hospital pada Mei 2023.
Bagaimana cara seorang wanita tanpa rahim bisa melahirkan?
Sebenarnya, bayi laki-laki Mallory bukan anak pertamanya. Ia memiliki anak pertama perempuan.
Mallory dan suaminya, Nick, memiliki seorang putri melalui ibu pengganti, yang merupakan saudara perempuan Mallory.
Ketika ingin memiliki anak lagi, kondisi saudara perempuannya tidak memungkinkan untuk hamil kembali.
Pasangan suami-istri itu kemudian memilih alternatif berupa transplantasi rahim untuk bisa hamil dan memiliki anak lagi.
Menurut pihak University of Alabama Birmingham Hospital, Mallory bisa mendapatkan rahim dari donor yang sudah meninggal.
Proses transplantasi, implantasi embrio, hingga melahirkan, dijalani wanita ini selama 18 bulan.
Proses yang dijalani Mallory relatif lebih cepat dibandingkan dengan banyak pasien yang bisa memakan waktu 2-5 tahun.
Embrio dihasilkan melalui fertilisasi in vitro sebelum operasi transplantasi rahim.
Calon ibu diberikan obat imunosupresif setelah transplantasi dan selama kehamilan untuk mencegah penolakan transplantasi.
Beberapa bulan setelah transplantasi, dokter menempatkan salah satu embrio penerima langsung ke dalam rahim.
Bayi laki-laki Mallory dan Nick itu kemudian dilahirkan melalui operasi caesar yang direncanakan.
Jika ingin memiliki anak lagi, Mallory harus membiarkan rahim transplantasi itu ada dalam tubuhnya dan ia terus minum obat imunosupresif.
Jika tidak, rahim itu bisa diangkat dan penggunaan obat itu dihentikan.
Bagi Mallory, yang melahirkan pada Mei, lebih dari dua dekade setelah diagnosisnya hidup tanpa rahim, setiap momen kehamilan itu istimewa.
Dr Brian Brocato, dokter kandungan Mallory, mengatakan bahwa keberhasilan atas kelahiran bayi laki-laki wanita tanpa rahim adalah adanya kerja sama yang baik dengan dokter spesialis lainnya.
“Salah satu keberhasilan besar adalah bekerja dengan spesialisasi lain dan kemampuan untuk merawat pasien secara kolektif dengan satu tujuan. Bagi saya, kesuksesan yang sebenarnya adalah kami membuat ibu dan bayi sehat,” kata Brocato.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Seorang #Wanita #Tanpa #Rahim #Bisa #Melahirkan #Bagaimana #Caranya
Klik disini untuk lihat artikel asli