KOMPAS.com – Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri dan dapat menyerang seluruh organ tubuh.
Ketika terinfeksi bakteri tubuh akan memunculkan gejala, seperti demam, batuk, hingga tanda peradangan.
Salah satu penyakit akibat infeksi bakteri adalah aktinomikosis.
Aktinomikosis (actinomycosis) adalah penyakit kronis langka yang disebabkan penyebaran bakteri Actinomyces pada berbagai organ tubuh.
Aktinomikosis menyebabkan munculnya luka, abses, atau peradangan pada bagian tubuh yang terinfeksi akibat penyebaran infeksi dari bagian tubuh lain.
Aktinomikosis dapat memengaruhi kulit atau jaringan yang lebih dalam, termasuk darah.
Sejumlah 60% keuntungan dari artikel Health Kompas.com disalurkan untuk warga terdampak Covid-19.
Bagikan artikel-artikel Health Kompas.com yang bermanfaat di media sosial agar lebih banyak warga terbantu. — Bagikan artikel ini
Seseorang yang memiliki bakteri Actinomyces dalam tubuhnya tetapi memiliki jaringan yang sehat dan bakteri menetap di satu tempat tidak menimbulkan penyakit.
Namun, jika kondisi berlanjut dan jaringan mengalami peradangan dan terdapat nanah dapat menyebabkan timbulnya abses, kematian jaringan, dan gigi berlubang.
Dikarenakan bakteri Actinomyces tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia, infeksi yang terjadi setelah kerusakan jaringan tidak menular.
Aktinomikosis biasanya muncul di bagian tubuh seperti:
- mulut
- hidung
- tenggorokan
- paru-paru
- perut
- usus
Aktinomikosis juga dapat muncul di bagian tubuh lain jika kerusakan jaringan dari area awal menyebar dan menginfeksi ke bagian lain dari tubuh.
Penyebab
Mengutip dari Healthline, aktinomikosis disebabkan oleh infeksi bakteri Actinomyces, meliputi:
- Actinomyces bovis
- Actinomyces israelii
- Actinomyces viscosus
- Actinomyces odontolyticus
Bakteri Actinomyces secara alami hidup di lapisan mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, saluran kemih, dan saluran genital wanita.
Bakteri ini hidup tidak berbahaya di dalam tubuh tetapi menjadi berbahaya jika menyebar keluar dari jaringan biasanya.
Hal ini terjadi dapat dikarenakan tubuh terserang penyakit tertentu atau karena adanya kerusakan jaringan akibat cedera atau pembedahan.
Dikarenakan normalnya bakteri ini berada di hidung dan tenggorokan, menyebabkan aktinomikosis paling sering menyerang wajah dan leher.
Terkadang infeksi juga dapat terjadi pada dada (aktinomikosis paru), perut, panggul, atau area tubuh lainnya.
Jika terdapat kerusakan gigi atau mengalami penyakit gusi juga dapat menyebabkan aktinomikosis.
Bakteri Actinomyces menyebabkan abses, memunculkan benjolan keras berwarna merah hingga ungu kemerahan pada organ yang terinfeksi.
Nantinya, abses akan menembus permukaan kulit untuk menghasilkan saluran sinus yang mengering.
Pada kasus yang parah aktinomikosis menyebabkan kulit pecah akibat mengeluarkan banyak nanah.
Gejala
Aktinomikosis dapat berwujud dalam berbagai bentuk, bahkan menyerupai infeksi lain termasuk tumor.
Melansir Medline Plus, gejala umum yang biasanya dirasakan penderita aktinomikosis diantaranya adalah:
- Muncul abses atau borok di tempat yang terinfeksi
- Adanya pembengkakan atau benjolan keras berwarna merah hingga ungu kemerahan di tempat yang terinfeksi
- Adanya saluran nanah (sinus) untuk mengeluarkan cairan nanah
- Penurunan berat badan
- Kerusakan jaringan atau muncul jaringan parut
- Demam
Dikarenakan aktinomikosis dapat terjadi di berbagai bagian tubuh menyebabkan gejala yang muncul juga disesuaikan dengan tempat infeksi.
Aktinomikosis yang terjadi di daerah mulut memiliki gejala tambahan meliputi:
- kulit di sekitar mulut berwarna kemerahan atau kebiruan
- mulut mengalami pembengkakan
- kelenjar getah bening membengkak
- rahang dan mulut sulit digerakkan secara normal
Aktinomikosis yang terjadi di dada memiliki gejala tambahan seperti:
- batuk kering atau berdahak, terkadang disertai darah
- sesak napas dan nyeri dada
- adanya cairan pada paru-paru, terkadang muncul benjolan di daerah paru-paru
Aktinomikosis yang terjadi di perut memiliki gejala tambahan seperti:
- sakit perut
- muncul benjolan pada bagian bawah perut
- diare atau sembelit
- mual dan muntah
Aktinomikosis yang terjadi di daerah panggul memiliki gejala tambahan seperti:
- terasa sakit pada bagian bawah perut
- tidak nafsu makan
- adanya pendarahan pada vagina atau mengalami keputihan
Diagnosis
Untuk mendiagnosis aktinomikosis dokter akan melakukan beberapa tes seperti:
- Kultur jaringan, untuk mengetahui jenis bakteri pada jaringan yang terinfeksi
- Tes darah, untuk mengetahui infeksi yang terjadi di dalam darah
- Rontgen, MRI, atau CT scan, untuk mengetahui adanya abses pada organ dalam
- Histopatologi, memeriksa cairan nanah untuk melihat wujud jaringan
Perawatan
Pasien aktinomikosis dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
Penisilin adalah jenis antibiotik yang paling sering digunakan untuk mengobati aktinomikosis karena bakteri Actinomyces sensitif terhadap obat ini.
Selain penisilin, antibiotik lain yang dapat mengobati aktinomikosis diantaranya:
- doksisiklin
- benzylpenicillin
- amoxicillin
- ceftriaxone
- meropenem
- piperacillin
- tazobactam
Dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk mengeringkan abses atau mengangkat bagian yang terinfeksi.
Pencegahan
Salah satu cara untuk mencegah aktinomikosis adalah dengan menjaga dan merawat kebersihan mulut dengan baik dan benar.
Lakukan konsultasi rutin dengan dokter gigi dapat membantu mencegah aktinomikosis khususnya yang terjadi di daerah mulut.
Selain itu, mengutip dari Medical News Today, metode berikut dapat dilakukan untuk mengurangi risiko pengembangan aktinomikosis:
- menghindari penyalahgunaan alkohol
- menjaga kesehatan secara keseluruhan
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
#Penyakit #Aktinomikosis #Halaman #Kompascom #Gejala #Penyebab #Pengobatan
Klik disini untuk lihat artikel asli