KOMPAS.com – Obat paracetamol memiliki beberapa fungsi pengobaan untuk anak. Di sisi lain, obat ini bisa menimbulkan efek samping, terutama jika dikonsumsi tidak sesuai aturan pemakaian.
Mengutip NHS, paracetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang umum untuk anak-anak.
Obat paracetamol untuk anak umumnya berfungsi mengobati:
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Sakit telingan
- Gejala pilek
- Demam
Obat paracetamol untuk anak tersedia dalam bentuk sirup dan tablet (termasuk tablet larut).
Paracetamol juga tersedia sebagai supositoria, obat padat yang diberikan kepada anak dengan dimasukkan ke dalam anus/rektumnya.
Supositoria digunakan untuk meredakan rasa sakit dan demam pada anak-anak yang sulit menelan obat sirup atau tablet, bisa juga anak yang sedang menderita banyak penyakit.
Anda dapat memberi anak supositoria sejak usia 3 bulan.
Paracetamol dalam bentuk tablet, sirup, dan supositoria tersedia dengan resep dokter dan dapat dibeli di toko dan apotek (dijual bebas).
Meski umumnya aman dikonsumsi anak, orangtua harus memperhatikan aturan pemakaian obat paracetamol.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua untuk memberikan obat paracetamol pada anak:
- Pertama, obat paracetamol untuk anak memiliki kekuatan yang berbeda-beda, termasuk 2 dosis sirup. Kekuatan dan dosis obat yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan usia dan bahkan berat badan anak. Jadi, orangtua harus cermat dalam memeriksa petunjuk penggunaan.
- Kedua, obat paracetamol sirup dan tablet dapat membuat kondisi anak lebih baik sekitar 30 menit setelah meminumnya. Sedangkan, supositoria dapat memakan waktu hingga 60 menit untuk bekerja sepenuhnya.
- Ketiga, setelah memberikan anak Anda obat paracetamol, jangan berikan obat lain yang mengandung paracetamol lagi. Paracetamol biasa terkandung dalam obat batuk, pilek. Jadi, periksa bahan obat dengan hati-hati.
- Keempat, obat paracetamol umum untuk anak-anak, tetapi bisa berbahaya jika anak Anda meminumnya terlalu banyak. Orangtua harus berhati-hati untuk menyimpan obat paracetamol. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak Anda untuk mengantisipasi hal buruk.
- Kelima, berikan obat paracetamol kepada anak hanya jika anak merasa kesakitan, tertekan, dan demam tinggi.
Efek samping
Mengutip Health Direct, setiap orang bereaksi berbeda terhadap obat-obatan.
Efek samping dari obat paracetamol pada anak bisa meliputi:
- Reaksi alergi, termasuk ruam atau pembengkakan
- Ruam
- Kelainan darah
- Kerusakan hati dan ginjal (bila diambil pada dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan).
Efek samping obat paracetamol jarang terjadi. Hanya karena efek samping terdaftar tidak berarti setiap anak akan mengalami efek sampingnya.
Efek samping obat lebih mungkin terjadi, jika terjadi overdosis.
Mengutip Health Navigator, overdosis paracetamol pada anak adalah keadaan darurat.
Anak-anak paling berisiko mengalami kerusakan hati, jadi berhati-hatilah untuk tidak memberi mereka terlalu banyak paracetamol.
Jika Anda memberi anak Anda terlalu banyak paracetamol, segera hubungi dokter. Jangan menunggu tanda-tanda overdosis karena ini muncul terlambat ketika kerusakan hati sudah terjadi.
Tanda-tanda penanganan terlambat mungkin termasuk:
- Mual
- Muntah
- Diare (kotoran berair/hamuti)
- Kulit atau mata kuning
- Nafsu makan yang buruk
- Kebingungan atau kantuk yang ekstrem.
Belakangan penggunaan paracetamol sirup menjadi bahan diskusi, apakah ini menjadi penyebab dari fenomena gangguan ginjal akut pada anak saat ini?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan rambu kewaspadaan dini dengan menghimbau untuk masyarakat berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
Hal tersebut belajar dari pengalaman kasus gangguan ginjal akut pada anak di Gambia, Afrika Barat.
Etilen glikol, yang merupakan salah satu komponen pelarut dalam paracetamol sirup, menyebabkan banyak sekali kasus gangguan ginjal akut pada anak.
Setelah diberhentikan penggunaannya oleh pihak berwenang Gambia, kasus AKI menurun drastis di sana.
“IDAI memberikan kewaspadaan dini. Kita wajib mengingatkan karena kasusnya banyak. Apapun yang memiliki kecurigaan kita harus waspada. IDAI tidak menghentikan, tapi mengingatkan untuk waspada,” kata Ketua Umum IDAI, Dr. Piprim B Yanuarso dalam Live Instagram resmi IDAI pada Selasa (18/10/2022).
Sementara, penyebab tunggal dari fenomena gangguan ginjal akut pada anak ini masih belum diketahui.
Sehingga, masih terbuka segala teori penyebab penyakit ini, yang disebut juga sebagai acute kidney injury (AKI).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Kenali #Fungsi #Obat #Paracetamol #untuk #Anak #dan #Efek #Sampingnya #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli