KOMPAS.com – Ginjal bocor dapat menunjukkan beberapa gejalanya pada tubuh untuk dideteksi dan diobati.
Ginjal bocor adalah kondisi yang serius. Tanpa pengobatan, kondisi ini berisiko menyebabkan banyak komplikasi kesehatan dan menurunkan harapan hidup.
Artikel ini akan mengulas apa yang dialami oleh penderita ginjal bocor sebagai gejalanya.
Apa itu ginjal bocor?
Untuk diketahui dahulu bahwa ginjal bocor dalam dunia medis disebut sindrom nefrotik.
Mengutip Cleveland Clinic, sindrom nefrotik adalah suatu kondisi di mana ginjal melepaskan protein dalam jumlah berlebihan (proteinuria) ke dalam urine.
Kadar normal protein dalam urine adalah kurang dari 150 mg dalam 24 jam, menurut jurnal Poltekkes Kementerian Kesehatan di Palembang.
Sementara pada penderita ginjal bocor, kandungan protein dalam urine bisa sampai 3 gram atau lebih selama 24 jam.
Penyebab ginjal bocor utamanya adalah terjadi kerusakan pada glomeruli, pembuluh darah kecil di ginjal.
Apa yang bisa terjadi saat ginjal bocor?
Mengugtip WebMD, ada empat gejala ginjal bocor yang utama, yaitu:
- Terlalu banyak protein dalam urine. Dalam dunia medis ini disebut proteinuria.
- Kadar lemak dan kolesterol tinggi dalam darah. Istilah ini medis untuk kondisi ini adalah hiperlipidemia.
- Pembengkakan pada tungkai, telapak kaki, dan pergelangan kaki. Terkadang pembengakan terjadi di tangan dan wajah. Kondisi ini dalam dunia medis disebut edema.
- Rendahnya kadar albumin dalam darah karena banyak terbuang ke dalam urine. Dokter menyebutnya sebagai hipoalbuminemia.
Dikutip Cleveland Clinic, sindrom nefrotik juga dapat menyebabkan hilangnya mineral dan vitamin penting untuk kesehatan dan perkembangan tubuh, termasuk kalsium dan vitamin D.
Karenanya, pasien dapat mengalami osteoporosis, yang melemahkan rambut dan kuku.
Pada penderita ginjal bocor usia anak-anak, kondisi ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tubuh mereka.
Bagimana dokter mendiagnosis ginjal bocor?
Jika Anda menunjukkan tanda-tanda ginjal bocor, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan beberapa tes.
Anda mungkin perlu menjalani tes urine untuk mengukur berapa banyak protein yang lolos dari ginjal dan terkandung dalam urine.
Anda juga mungkin menjalani tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal lainnya.
Dokter Anda mungkin juga akan memeriksa penyakit yang bisa menjadi penyebab sekunder sindrom nefrotik, seperti diabetes.
Beberapa orang memerlukan biopsi ginjal untuk dipelajari di bawah mikroskop.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Apa #yang #Terjadi #Saat #Ginjal #Bocor
Klik disini untuk lihat artikel asli