KOMPAS.com – Diare dapat diderita oleh siapa saja, tak terkecuali ibu hamil yang tengah menantikan kelahiran buah hatinya.
Selain menyebabkan rasa tidak nyaman yang biasanya menyertai kehamilan, terdapat potensi bahaya diare pada ibu hamil yang perlu diketahui.
Menurut Kementerian Kesehatan, diare adalah kondisi ketika buang air besar (BAB) kotoran atau fesesnya cair dan encer, dan terjadi hingga 3 kali atau lebih dalam sehari. Gejala diare terkadang juga disertai mual, muntah, kram perut, atau penurunan berat badan.
Masalah kesehatan ini cukup umum dialami bumil. Sekitar 34 persen ibu hamil pernah mengalami diare.
Penyebab diare pada ibu hamil paling umum karena infeksi bakteri, seperti Escherichia coli, bakteri dari genus campylobacter, salmonella, shigella, serta virus seperti norovirus dan rotavirus.
Selain itu masalah kesehatan ini juga bisa muncul karena keracunan makanan, efek samping obat tertentu, atau gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besa dan penyakit radang usus.
Untuk meningkatkan kewaspadaan pada kondisi yang potensial berbahaya ini, ada baiknya Anda mengenali tanda bahaya diare pada ibu hamil.
Apa bahaya diare pada ibu hamil?
Dikutip dari VinMec dan Medical News Today, diare saat hamil bisa berlangsung 1 hingga 10 hari tergantung penyebabnya.
Diare selama kehamilan adalah hal yang lumrah, dan seringkali tidak berbahaya. Namun, para bumil perlu waspada dengan diare saat hamil.
Pasalnya, daya tahan ibu hamil cenderung lebih lemah ketimbang saat tidak hamil, sehingga bumil berisiko mengalami diare parah.
Diare parah bisa menyebabkan BAB berulang, muntah-muntah, lemas, kelelahan, sampai dehidrasi atau kekurangan cairan.
Nah, bahaya dehidrasi saat diare ini dapat terjadi apabila ibu hamil tidak segera ditangani. Ibu hamil yang diare parah berisiko mengalami syok dehidrasi yang mengancam keselamatan.
Selain membahayakan tubuh ibu hamil, bahaya diare juga berdampak pada janin dalam kandungan, baik saat hamil muda maupun hamil tua.
Kurangnya nafsu makan dan kelelahan yang dialami bumil dapat meningkatkan risiko bahaya diare saat hamil muda, di mana janin bisa kekurangan gizi, pertumbuhan terlambat, dan berisiko fatal.
Sedangkan, bahaya diare saat hamil tua bisa menjadi faktor penyebab bayi lahir prematur, karena rasa sakit perut akibat diare parah terkadang dapat merangsang rahim berkontraksi.
Untuk itu, ada baiknya pasangan yang tengah menantikan kelahiran momongan mewaspadai beberapa tanda bahaya diare pada ibu hamil. Dengan begitu, bumil tak terlambat ditangani.
Apa saja tanda bahaya diare pada ibu hamil?
Seperti disinggung di atas, kondisi diare yang tidak segera diobati dengan tepat bisa berbahaya.
Untuk itu, kenali beberapa ciri-ciri diare yang berbahaya pada ibu hamil perlu segera mendapatkan perawatan medis berikut:
- Tinja mengandung darah atau nanah
- Diare yang berlangsung lebih lama dari 48 jam
- Mengalami lebih dari tiga serangan diare per hari
- Demam 102°F (39°C) atau lebih tinggi
- Diare disertai muntah, demam, sakit perut parah yang terus menerus
- Sakit parah di rektum
- Mulai mengalami kontraksi
- Mengalami gejala dehidrasi, seperti rasa haus yang berlebihan, urin gelap, haus, mulut kering, merasa pusing, atau jarang buang air kecil.
Walaupun diare pada ibu hamil bisa berbahaya, Anda jangan panik ketika mendapati kondisi ini.
Bagaimana penanganan diare pada ibu hamil?
Diare saat hamil umumnya bisa sembuh setelah bumil diberikan penanganan yang tepat. Melansir Verywell Family dan EMedicine, berikut ini beberapa penanganan diare pada ibu hamil yang bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadinya dehidrasi dan risiko lainnya:
-
Pastikan tubuh tetap terhidrasi
Saat diare, pastikan ibu hamil minum banyak air untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Karena ibu hamil juga kehilangan elektrolit saat diare, cairan lain seperti kaldu ayam dan larutan pengganti elektrolit juga bisa membantu menghidrasi tubuh. Hindari produk susu, minuman manis, kopi, teh, dan minuman berenergi, karena dapat memperburuk diare.
Saat diare, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak mengiritasi atau merangsang lambung dan saluran pencernaan. Konsumsi makanan yang mudah dicerna dan bernutrisi, seperti kentang, sup ayam dan sayuran, daging tanpa lemak, atau roti untuk membantu tubuh melawan diare. Hindari dulu gorengan, makanan pedas, dan makanan tinggi lemak karena dapat memperparah diare.
-
Jangan sembarangan minum obat diare
Jauhi obat-obatan yang dijual bebas (OTC) untuk mengobati diare, karena tidak semua obat bebas aman dikonsumsi selama kehamilan. Sebelum membeli obat diare, pastikan untuk bertanya dengan dokter atau apoteker apakah obat diare tersebut aman untuk ibu hamil atau tidak. Anda juga dapat menghubungi dokter jika khawatir dalam memilih obat diare.
Setelah mengetahui tanda bahaya diare pada ibu hamil beserta penangannya yang tepat di atas, Anda yang menghadapi kondisi ini tidak perlu khawatir berlebihan, tapi tetap waspada dengan dehidrasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Tanda #Bahaya #Diare #pada #Ibu #Hamil #yang #Pantang #Disepelekan
Klik disini untuk lihat artikel asli