Inilah perjalanan Indonesia dari pertanian ke sektor industri. Indonesia diberikan hadiah besar dari Tuhan berupa lahan pertanian yang luas nan subur, hal ini lalu dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakatnya. Sektor pertanian kala itu membantu ekonomi negeri untuk tumbuh. Dilansir dari jurnal media.neliti.com, pada tahun 1967 silam sektor pertanian memberikan kontribusinya untuk Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 67 persen, sayangnya di tahun 1995 justru menurun menjadi 17,2 persen saja.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, pembangunan di Indonesia memperlihatkan sebuah transisi dari pertanian ke sektor industri. Sebelumnya kita hanya bergantung pada sektor pertanian saja, namun sentuhan industri diharapkan dapat membawa nilai lebih yang positif. Andaikan kita memilih opsi berdiam diri, bisa-bisa secara ekonomi, teknologi, maupun pengetahuan, kita tidak akan berkembang.
Oleh karenanya, sektor industri berfokus untuk mengelola bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi, yang bermanfaat untuk mendapatkan keuntungan berkali lipat. Industri di Indonesia beragam, namun di antaranya yang perlu kita ketahui yakni industri primer, sekunder, manufaktur, konstruksi, jasa, dan lainnya.
Sektor pertanian dan industri sebenarnya saling berhubungan. Industri membutuhkan bahan baku dari sektor pertanian untuk menghasilkan produk industri yang bernilai lebih, begitu pun sebaliknya. Selain itu, sektor industri membutuhkan lahan dalam menyokong infrastruktur industrialisasi. Kedua sektor ini memiliki peran dan nilai yang sama, serta saling menyempurnakan satu sama lain.
Kehadiran sektor industri ini di Indonesia rupanya memiliki kontribusi yang besar untuk PDB hingga di waktu sekarang. Misalnya, pada industri manufaktur di periode tahun 1980-1997 mengalami pertumbuhan rata-ratanya 10,9 persen. Di tahun 2006, industri pengolahan berhasil menunjukkan prestasinya sebagai sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB. Bahkan hingga kini sektor industri masih memberikan kontribusi terbesar pada PDB.
Di era yang modern di mana masyarakat Indonesia berbondong-bondong mengadu nasibnya ke perkotaan demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik, minat seseorang pada sektor pertanian pun perlahan semakin menurun. Mengingat di tahun 2035 mendatang penduduk usia produktif (15 tahun-64 tahun) akan membludak di Tanah Air, para generasi muda lebih menunjukkan minatnya untuk bekerja di sektor industri, informal kota, dan UMKM ketimbang sektor pertanian yang menurut mereka terlihat kuno.