KOMPAS.com – Derrick Michael Xzavierro berpotensi menjadi aset berharga bagi perkembangan industri olahraga Indonesia.
Saat ini, dia merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang bergabung dalam NBA Global Academy.
Potensi dan bakatnya menjadi perhatian selama menjalani tahun pertama bergabung bersama NBA Academy.
Derrick, memiliki tinggi badan 206 cm. Dia sangat mengesankan bagi anak berusia 18 tahun.
Dengan kelebihan tersebut, Derrick berkesempatan bermain sebagai forward di timnya.
Pria kelahiran 1 April 2003 ini memulai karirnya di ajang ASEAN School Games 2019 di Semarang.
Kemudian, dia bergabung di tim nasional basket senior Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021. Ini yang membawanya bergabung di NBA Global Academy di Australia pada 2021.
Derrick menceritakan pengalaman adaptasinya selama mengikuti pelatihan di Australia.
“Adaptasiku saat di NBA Academy tidak begitu sulit, karena pemain lain dan para pelatih sangat membantuku selama proses penyesuaiandiri dengan suasana dan situasi yang baru dan asing,” ungkap Derrick.
“Saya menikmati seluruh proses yang disiapkan dan merasa nyaman di sana. Jadi, tidak sulit bagiku untuk beradaptasi selama di Australia.”
Derrick mengungkapkan, sejak 6 hingga 22 Desember 2021, NBA Global Academy menjalankan beberapa kegiatan pertandingan persahabatan yang dilaksanakan di Utah dan Las Vegas, Amerika Serikat.
Dia juga bercerita bahwa akan ada lebih banyak pertandingan di luar Australia yang dapat dinantikan oleh para fans.
Saat ini, peserta NBA Academy Australia berasal dari Selandia Baru, Afrika, Indonesia, serta Australia. Mereka para pemuda berbakat dan passionate sehingga kompetisi antarpeserta sangat ketat.
Derrick mengakui, pada awal mengikuti NBA Academy, dia kurang percaya diri. Padahal, tinggi badannya di atas rata-rata.
Namun, latihan rutin, kerja keras, dan ketekunannya membuat dia bangkit sehingga melewati masa sulit.
Peserta NBA Academy yang sedang bersaing ketat untuk menjadi yang terbaik di lapangan, saling mendukung di luar lapangan.
“Hal paling berharga yang saya dapatkan dari NBA Academy adalah rasa kekeluargaan. Kami saling menganggap satu sama lain sebagai keluarga, dan kami semua saling mendukung satu sama lain,” ujarnya.
“Bahkan, ketika nanti saya lulus dari NBA Academy, kami tetap keluarga.”
Derrick, yang baru lulus SMA, saat ini masih berusaha menyeimbangkan latihannya sambil mengikuti kelas-kelas tambahan untuk meningkatkan kemampuannya berberbahasa Inggris.
Dia sangat termotivasi oleh kesuksesan alumni NBA Academy, Josh Giddey, yang bergabung di NBA melalui proses NBA Draft tahun 2021 lalu.
Derrick melihat kesuksesan John Giddey sebagai motivasinya untuk terus maju menjadi pemain basket profesional.
“Josh Giddey benar-benar memotivasi kami semua di sini. Kami terinspirasi dan mengagumi kesuksesannya. Terlebih lagi, ia merupakan senior kami di NBA Academy Australia,” ungkap Derrick.
“Maka dari itu, setelah saya menyelesaikan program, saya ingin meneruskan karier saya menjadi pemain basket profesional melalui liga tingkat divisi satu saat kuliah dan berharap dapat melanjutkan karier profesional saya di tahap selanjutnya.”
Derrick masih memiliki banyak hal yang harus dihadapi. Tetapi itu tidak menjadi penghalang demi mendalami passion-nya.
Dengan dedikasi, kerja keras, serta keinginan berkembang, bukan mustahil suatu hari nanti Derrick akan menjadi orang pertama dari Indonesia yang bermain di NBA.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Kabar #Derrick #Michael #Xzavierro #Calon #Orang #Pertama #Indonesia #yang #Bermain #NBA #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli