KOMPAS.com – Flanel lebih dari sekadar kemeja kotak-kotak. Selain penebang kayu dan musik grunge, ini jadi pakaian serbaguna dengan sejarah mendalam yang membentang berabad-abad.
Dilansir laman Gear Patrol, popularitas flanel melampaui kesenjangan sosial dan gender.
Jauh sebelum “Smells Like Teen Spirit” meledak dan Gregory Peck memikat penonton dengan setelannya, flanel dimaksudkan untuk satu tujuan praktis: kehangatan.
Flanel pertama kali muncul pada abad ke-17, dibuat oleh orang Welsh sebagai pengganti pakaian wol polos mereka.
Terbuat dari benang wol, kain ini memberikan perlindungan yang jauh lebih baik terhadap musim dingin yang terkenal basah dan berangin di Welsh.
Tidak jelas siapa yang menamai benda itu, tetapi orang Perancis dan Jerman menyebutnya flanel.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Karena daya tahan, keterjangkauan, dan kehangatannya, kain flanel dengan cepat menjadi populer di seluruh perbatasan Eropa.
Pabrik wol tumbuh di seluruh Inggris dan Prancis. Pada abad ke-19, produksinya berkembang berkat proses “carding” mekanis yang lebih efisien, yang digunakan oleh pabrik di seluruh Inggris selama Revolusi Industri.
Pada tahun 1889, pengusaha Amerika Hamilton Carhartt, melihat kebutuhan untuk memperbaiki seragam pekerja di AS, membuka pabriknya di Detroit dan mulai memproduksi pakaian flanel.
Pada akhir abad ke-19, flanel jadi bahan yang ideal untuk pekerja dan dipakai untuk membuat pakaian serikat pekerja.
Pada pergantian abad ke-20, kemeja flanel menjadi simbol untuk pria kasar. Penduduk Amerika terpikat oleh raksasa mistis Paul Bunyan, yang mengenakan kemeja flanel kotak-kotak merah.
Kisah kepahlawanannya menginspirasi para pekerja, terutama penebang kayu, dan anak-anak mereka.
Bertahan beberapa dekade, flanel muncul kembali dengan sepenuh hati pada awal 90-an sebagai bagian dari dunia musik grunge.
Kaos yang menyatukan kelas pekerja Amerika pada 1950-an, menjadi simbol semangat anti-kemapanan.
Band barat laut Pasifik seperti Nirvana, Alice in Chains, dan Pearl Jam, mengenakan flanel kotak-kotak berantakan yang murah dan dibuat hanya untuk kenyamanan.
Tren flanel sudah melampaui zaman, dan terbukti, mewakili generasi luar ruangan yang mempersetankan merek fancy dan menomorsatukan kenyamanan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Sejarah #Kemeja #Flanel #dari #Kelas #Pekerja #hingga #Anak #Grunge #90an
Klik disini untuk lihat artikel asli