LIMA, KOMPAS.com – Mantan Presiden Peru Pedro Castillo menghadapi sidang pengadilan pertama pada Kamis (8/12/2022) atas penangkapannya dalam tuduhan pemberontakan dan konspirasi.
Hal ini terjadi saat penggantinya mengeluarkan pernyataan pertamanya dari istana kepresidenan.
Dilansir dari AFP, kejatuhan Castillo yang cepat dari kekuasaan pada hari Rabu (7/12/2022) terjadi setelah anggota parlemen memberikan suara yang sangat besar untuk mencopot pemimpin tersebut.
Ini dilakukan menyusul upayanya yang gagal untuk memerintah dengan keputusan dan membubarkan Kongres untuk menghindari pemungutan suara pemakzulan ketiga.
Peru telah mengalami serangan ketidakstabilan politik yang hebat dalam beberapa tahun terakhir, dengan lima presiden hanya dalam lima tahun terakhir semuanya tidak dapat menyelesaikan masa jabatan mereka.
Castillo, mantan guru dan aktivis serikat pekerja yang memenangkan kemenangan tipis pada tahun 2021 didukung oleh pemilih pedesaan dan penduduk asli yang miskin, ditangkap Rabu atas tuduhan kriminal pemberontakan dan konspirasi, menurut jaksa.
Dia secara bersamaan menghadapi tuduhan korupsi yang terpisah.
Beberapa orang Peru memprotes penangkapannya, meneriakkan dukungan mereka untuk Castillo pada hari Kamis.
“Pertarungan telah dimulai! Bebaskan Castillo!” kata salah satu plakat yang dipegang oleh seorang demonstran di Lima. Lainnya, protes kecil menyebabkan bentrokan saat polisi menembakkan gas air mata.
Castillo diperintahkan untuk ditahan selama tujuh hari karena penyelidikan atas tuduhan bahwa dia mengatur pemberontakan terus berlanjut.
Pengacara Castillo, Victor Perez, menolak tuduhan itu, dengan alasan bahwa tindakan semacam itu menyiratkan penggunaan senjata dan kekerasan, yang menurutnya tidak pernah terjadi. Dia menyebut penahanan kliennya ilegal dan sewenang-wenang.
Sebuah pengadilan konstitusional secara terpisah menolak klaim Castillo tentang penahanan sewenang-wenang pada hari Kamis, memutuskan polisi bertindak dengan benar dalam menangkapnya.
Mantan presiden menghadiri sidang melalui telekonferensi dari sebuah pusat pemasyarakatan di Lima tempat dia ditahan. Dia ditanya apakah dia ingin berpidato di pengadilan, tetapi menolak.
Castillo juga telah meminta suaka di Meksiko dan otoritas Meksiko dan Peru sedang berkonsultasi mengenai permintaan tersebut, kata menteri luar negeri Meksiko pada hari Kamis.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador telah mengindikasikan dia akan terbuka untuk memberikan suaka kepada Castillo, sesama sayap kiri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Presiden #Peru #yang #Dimakzulkan #Pedro #Castillo #Hadapi #Tuntutan #Pidana #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli