Tahun 2035 mendatang, prediksi ekonomi Indonesia menandakan hal baik hingga mengalami peningkatan untuk menembus peringkat delapan dunia. Laporan World Economic League Table (WELT) yang dirilis oleh Centre for Economics and Business Research (CEBR) pada Sabtu (26/12) lalu.
Dalam laporannya, CEBR memaparkan di tahun 2030 ekonomi Indonesia memasuki peringkat 12, sedangkan tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi peringkat 8, bahkan Indonesia disebut-sebut dapat menyalip negara maju seperti Korea Selatan, Rusia, Brasil, hingga Italia. CEBR sendiri merupakan lembaga asal Inggris yang mengukur performa ekonomi negara-negara dunia setiap tahunnya.
“Sebelumnya kami memprediksi Indonesia akan naik dari peringkat 16 pada 2019 ke peringkat 11 pada 2034. Namun dengan ekonomi Eropa yang melambat karena dampak dari pandemi, sekarang kami memprediksi Indonesia berada pada peringkat 8 ekonomi terbesar di dunia pada 2035,” tulis CEBR.
Selama pandemi coronavirus, CEBR menilai Indonesia mampu beradaptasi dan menangani situasi ini secara efisien. Walaupun, di tahun 2020 Indonesia harus mengalami penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,5% dan kehilangan pendapatan dan pengeluaran sebesar 39% terhadap PDB akibat dampak dari coronavirus. Untuk menyejahterakan rakyatnya, Indonesia mampu menurunkan angka kemiskinan yang ekstrim sejak paruh tahun 2020, CEBR merespon baik atas pencapaian ini walaupun masih ada sekitar 27 juta penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan kedepannya pemerintah berupaya untuk menurunkan angka tersebut. Langkah pemerintah ini menjadi salah satu bentu perwujudan prediksi ekonomi baik untuk tahun 2035.
CEBR juga memprediksi, untuk lima tahun kedepan, tingkat pertumbuhan PDB mengalami peningkatan rata-rata 5,4% dari tahun 2021-2025 dan turun sedikit menjadi 5,3% antara tahun 2026-2035.
Selain Indonesia yang berhasil menyalip negara maju, CEBR menyebutkan Tiongkok mampu menggeser posisi pertama yang saat ini ditempati oleh Amerika Serikat di tahun 2035 mendatang. Laporan tersebut menjelaskan bahwa Tiongkok memiliki cara jitu yang berlangsung dengan baik, dalam menangani permasalahan ekonomi akibat coronavirus. Jika benar Tiongkok dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitasnya, prediksi baik ekonomi juga dapat dicapai oleh negara tersebut.
“Selama beberapa waktu, tema besar ekonomi global berfokus pada persaingan ekonomi dan pengaruh antara AS dan Tiongkok. Pandemi coronavirus yang diikuti dengan kejatuhan ekonomi dunia membuat kondisinya menguntungkan Tiongkok,” tulis CEBR. Kinerja yang baik ini membuat ekonomi Tiongkok dalam kuartal dua tahun kembali membuahkan hasil yang memuaskan setelah mengalami krisis.