Duta Besar Papua Nugini (PNG), H.E Simon Namis, bersama perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, melakukan kunjungan ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, Jumat (17/11/2023).
Kunjungan ini merupakan langkah konkret dalam meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan PNG, terutama dalam hal hilirisasi pertambangan, kelistrikan, pendidikan, konektivitas, dan infrastruktur.
“Kunjungan lapangan ke PT IMIP ini, bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif terkait kondisi hilirisasi pertambangan Indonesia,” jelas Simon.
Dalam kunjungannya, Dubes Simon Namis melihat langsung operasional smelter beberapa tenant di kawasan industri IMIP. Tenant tersebut antara lain PT ITSS, PT IPRT, dan PT QMB New Energy Materials.
Kunjungan ke PT ITSS fokus pada proses pengolahan nikel menjadi baja antikarat/ stainless steel. Selain itu, ia juga menyaksikan proses pembuatan Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil (CRC). Dubes PNG pun memperoleh pemahaman mendalam tentang tahapan ini dalam rangka hilirisasi pertambangan di Indonesia.
Saat di PT QMB New Energy Materials, Dubes Simon mendapatkan penjelasan mengenai transformasi nikel menjadi battery cells, battery pack, module battery, dan paket baterai energi terbarukan. Hal ini menjadi langkah inovatif untuk mendukung kebutuhan kendaraan listrik.
Selain meninjau smelter, Dubes Simon juga berkunjung ke Politeknik Industri Logam Morowali di Desa Padabaho, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali. Kampus negeri ini berkontribusi dalam mengembangkan pendidikan dan menyerap tenaga kerja lokal. Ini sejalan dengan tujuan PT IMIP untuk menciptakan lapangan kerja setelah lulusnya para peserta didik.
Agus Suprihadi, Koordinator Bidang Hilirisasi Mineral dan Batubara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menyatakan niat pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan Papua Nugini, khususnya dalam hilirisasi pertambangan.
“Seperti di Indonesia, Papua Nugini juga memiliki sumber daya alam nikel yang melimpah. Saat ini masih melakukan ekspor nikel mentah. Kunjungan ini diharapkan bisa menjadi percontohan untuk diterapkan hilirisasi di negara itu,” ucap Agus.
Agus juga mengungkapkan, pemerintah Papua Nugini memilih PT IMIP sebagai tempat tujuan kunjungan karena menganggapnya sebagai pelopor hilirisasi industri pertambangan di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia. Hal ini menjadi indikator bahwa Indonesia merupakan contoh dalam penerapan hilirisasi, sesuatu yang diharapkan juga dapat diterapkan di Papua Nugini.
Lewat kunjungan ini, diharapkan kolaborasi antara Indonesia dan Papua Nugini semakin erat, membuka peluang baru dalam pengembangan industri hilirisasi pertambangan dan memajukan sektor ekonomi kedua negara.