navigasibisnis.com
Monday, April 12, 2021
  • Login
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren
No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren
No Result
View All Result
navigasibisnis.com
No Result
View All Result
Home Berita

Lapisan Es Abadi di Bumi Mencair Makin Cepat, Apa Artinya?

March 26, 2021
in Berita, Global
0
Lapisan Es Abadi di Bumi Mencair Makin Cepat, Apa Artinya?
0
SHARES
7
VIEWS
Bagikan ke Whatsapp

NEW YORK CITY, KOMPAS.com – Pemanasan global picu pencairan lapisan gletser lebih cepat. Dampaknya bisa jadi bencana besar bagi keberlangsungan hidup manusia.

Skenario kiamat iklim di masa mendatang digambarkan secara dramatis dalam film The Day After Tomorrow yang dirilis 2004 silam.

RELATED POSTS

Rusia Tegaskan Tak Akan Perang dengan Ukraina, tapi…

Sebelum Wafat, Daniel Dhakidae Ingin Buat Majalah Prisma Edisi 50 Tahun

Melelehnya lapisan es abadi di Kutub Utara dan Kutub Selatan Bumi yang dipicu memanasnya arus Gulf Stream dan arus Atlantik Utara, dalam film itu memicu tsunami yang menenggelamkan New York City dan kawasan sekitarnya, yang sekaligus menewaskan jutaan orang.

Kedengaran berlebihan? Tapi realita menunjukkan, menciutnya lapisan gletser di Alaska pada 2015 memicu longsor tanah dalam skala raksasa dan tsunami dahsyat setinggi 200 meter saat menghantam pantai.

Tidak banyak yang peduli dan nyaris tidak ada pemberitaan, karena bencana terjadi di kawasan terpencil yang tidak dihuni manusia.

Artinya, jika bencana pecahnya triliunan ton lapisan es akibat pemanasan global tidak berdampak langsung pada manusia, nyaris tidak ada yang peduli.

Jika yang tenggelam hanya beberapa pulau kecil di samudra Pasifik, itu tidak dianggap masalah global.


Efek berantai

Perlu diingat, jika lapisan es abadi atau gletser di bumi yang menutupi 10 persen lapisan tanah di Bumi mencair dengan sangat cepat, hal itu akan memicu efek berantai, seperti yang dilansir DW Indonesia pada Rabu (24/3/2021).  

Untuk menegaskan konteks mencairnya lapisan es abadi ini, para ilmuwan mencatat laju menciutnya lapisan es abadi meningkat hampir 60 persen sejak 1990-an.

Jika ditegaskan dengan angka, itu mencakup 28 triliun ton lapisan es abadi mencair dari 1994 hingga 2017.

Lapisan es di Antartika yang paling besar sedunia serta lapisan gletser di pegunungan tinggi dunia, sudah kehilangan separuh dari volume semula.

Bayangkan, jika seluruh pencairan es abadi berupa air tawar itu masuk ke laut dan menurunkan kadar garam air laut, dampak apa yang akan terjadi?

Keseimbangan Gulf Stream yang merupakan arus laut hangat di Atlantik Utara yang merupakan salah satu arus paling penting di dunia akan terganggu.

Ini akan memicu fenomena iklim ekstrim, berupa badai tropis dan hurikan di kawasan Tekuk Meksiko.

Selain itu, memicu lebih sering banjir dan kekeringian di kedua sisi samudra Atlantik. Ratusan juta orang akan terdampak.

Efek lebih dahsyat

Akan muncul efek domino yang lebih dahsyat. Suhu di Kutub Utara akan naik 2 kali lipat lebih cepat.

Sistem “air conditioner” raksasa yang mengatur suhu planet Bumi akan macet.

Suhu panas bukan hanya mencairkan lapisan es abadi di kutub, tapi juga melemahkan arus udara di atmosfir yang disebut “jet stream”. Gampangnya, cuaca buruk akan makin kerap melanda.

Fenomena polar vortex yang baru-baru ini membuat sebagian Eropa dan Amerika Utara membeku memiliki korelasi dengan melemahnya jet stream di kawasan kutub.

Inilah skenario yang memicu zaman es secara tiba tiba dalam film The Day After Tomorrow.

Cuaca dingin mungkin disambut baik, di tengah pemanasan global. Tapi jangan lupa, kawasan kutub juga memanas.

Artinya, lapisan es yang dulunya berfungsi memantulkan energi panas matahari dari bumi, tidak lagi berfungsi sepenuhnya.

Ini memicu lautan menyerap panas tersebut. Tidak mengherankan, jika pada musim dingin 2018, lapisan es di laut Bering di Alaska mencapai level paling rendah dalam 5000 tahun terakhir.

Habitat ikan, burung laut, anjing laut, pinguin dan berung kutub juga musnah seiring mencairnya lapisan es abadi.

Juga mencairnya lapisan permafrost dengan cepat di kawasan Siberia akan memicu bencana iklim selanjutnya.

Fenomena yang ditandai dengan munculnya kawah-kawah misterius di kawasan tundra Rusia itu, merupakan indikasi terlepasnya gas rumah kaca dalam jumlah besar.

Seperti diketahui, kawasan permafrost merupakan penyimpan karbon terbesar di dunia.

Sekarang, kawasan tundra Rusia justru melepas emisi gas rumah kaca seperti methana dan karbondioksida yang dulu terperangkap di suhu minus abadi.

Sejumlah ilmuwan meramalkan, hingga akhir abad ini, sekitar 40 persen kawasan permafrost akan lenyap. Kemana? Ke atmosfir tentunya. Yang kemudian memicu lagi pemanasan global seperti mesin turbo.

Skenario muka air laut naik puluhan meter

Jika semua lapisan es di kutub selatan yang merupakan cadangan terbesar dunia mencair, muka air lautan di seluruh dunia akan naik hingga 60 meter.

Ini adalah kiamat bagi kota-kota di pinggir pantai seperti New York, Mumbai, London dan juga Jakarta. Semua akan tenggelam ke dasar laut.

Namun, itu baru skenario Armageddon. Jangan panik! Fenomena itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Mitigasi yang paling realistis saat ini adalah, pemanasan global akan memicu kenaikan muka air laut setinggi 2 meter pada akhir abad ini.

Artinya, hanya sekitar 350 juta sampai 500 juta orang yang bermukim di kawasan pantai, yang akan terkena dampaknya.

Juga efek lain dari mencairnya gletser di pegunungan, sekitar 700 juta orang lainnya di kawasan pegunungan, “hanya” akan mengalami kelangkaan air bersih parah, seperti yang sudah dialami Chile atau India saat ini.

Atau total sekitar 2 milyar manusia akan menghadapi bencana kekurangan air sekaligus kelaparan akibat kekeringan.

Apa yang masih bisa dilakukan?

Apakah kita masih bisa melakukan upaya mengerem skenario bencana itu? Paling tidak umat manusia harus mulai menghentikan pencemaran atmosfir dengan gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.

Tentu saja proses pembalikan ini tidak bisa dijalankan dan terihat hasilnya dalam sehari semalam.

Jika diasumsikan semua penduduk dunia menghentikan penggunaan bahan bakar fosil mulai hari ini, sekitar 30 persen dari seluruh lapisan gletser yang tersisa hari ini, tetap saja akan mencair.

Target PBB adalah, jika dunia hingga 2050 bisa melakukan dekarbonisasi, maka sekitar 30 persen massa gletser bisa diselamatkan hingg akhir abad ini.

Masa depan umat manusia terkait perubahan iklim sulit diramalkan. Semuanya tetap merupakan skenario dan pemodelan.

Tapi, jika pelumeran es abadi dan gletser bisa diperlambat, skenario bencana seperti dalam film, tidak akan terlihat menggelikan lagi buat generasi mendatang.

#Lapisan #Abadi #Bumi #Mencair #Makin #Cepat #Apa #Artinya #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: gletseriklim ekstrimKutub SelatanKutub Utaralapisan es abadiNew York Citypemanasan globalPencairan lapisan es abadiSejumlah ilmuwanThe Day After Tomorrowtsunamizaman es
ShareTweetSend

Related Posts

Rusia Tegaskan Tak Akan Perang dengan Ukraina, tapi…

Rusia Tegaskan Tak Akan Perang dengan Ukraina, tapi…

by bisnis
April 11, 2021
0

MOSKWA, KOMPAS.com - Kremlin pada Minggu (11/4/2021) menegaskan, pihaknya tak akan bergerak menuju perang dengan Ukraina. Kremlin menyampaikan hal tersebut...

Sebelum Wafat, Daniel Dhakidae Ingin Buat Majalah Prisma Edisi 50 Tahun

Sebelum Wafat, Daniel Dhakidae Ingin Buat Majalah Prisma Edisi 50 Tahun

by bisnis
April 11, 2021
0

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Didik J Rachbini mengungkap keinginan pengasuh majalah akademi Prisma, Daniel Dhakidae, yang wafat beberapa waktu lalu....

Menkumham Sebut Pemerintah Akan Bangun Tiga Lapas Khusus Teroris di Nusakambangan

Menkumham Sebut Pemerintah Akan Bangun Tiga Lapas Khusus Teroris di Nusakambangan

by bisnis
April 10, 2021
0

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyatakan pemerintah akan membangun tiga gedung lembaga pemasyarakatan (lapas) baru khusus...

Pemakaman Pangeran Philip Hanya Akan Dihadiri 30 Orang, Ini Daftarnya…

Pemakaman Pangeran Philip Hanya Akan Dihadiri 30 Orang, Ini Daftarnya…

by bisnis
April 10, 2021
0

LONDON, KOMPAS.com -  Pemakaman Pangeran Philip diperkirakan hanya dihadiri 30 orang, karena Keluarga Kerajaan Inggris dilema untuk mengundang tamu, di...

Pangeran Philip Meninggal, Siapa Penerus Gelar Duke of Edinburgh?

Pangeran Philip Meninggal, Siapa Penerus Gelar Duke of Edinburgh?

by bisnis
April 10, 2021
0

LONDON, KOMPAS.com - Pangeran Philip meninggal, membuat gelar Duke of Edinburgh harus diwariskan kepada penerusnya, yaitu Pangeran Edward. Namun ada...

Next Post
RJ Lino Baru Ditahan Setelah 5 Tahun Ditetapkan Tersangka, Ini Penjelasan KPK

RJ Lino Baru Ditahan Setelah 5 Tahun Ditetapkan Tersangka, Ini Penjelasan KPK

Ungkap Alasan Tak Ingin Di-roasting, Sule: Waktu Itu Lagi Sensitif

Ungkap Alasan Tak Ingin Di-roasting, Sule: Waktu Itu Lagi Sensitif

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECOMMENDED

Sebelum Wafat, Daniel Dhakidae Ingin Buat Majalah Prisma Edisi 50 Tahun

Sebelum Wafat, Daniel Dhakidae Ingin Buat Majalah Prisma Edisi 50 Tahun

April 11, 2021
Jangan Sepelekan, Ketahui Arti di Balik BAB Tenggelam dan Terapung!

Jangan Sepelekan, Ketahui Arti di Balik BAB Tenggelam dan Terapung!

April 11, 2021
Inter Vs Cagliari, Romelu Lukaku dkk Melempem pada Babak Pertama

Inter Vs Cagliari, Romelu Lukaku dkk Melempem pada Babak Pertama

April 11, 2021
Deddy Corbuzier Jadi Cowok ke-25 yang Dicium Kiky Saputri

Deddy Corbuzier Jadi Cowok ke-25 yang Dicium Kiky Saputri

April 11, 2021

MOST VIEWED

  • PT IMIP rekrutmen karyawan via online

    New Normal, PT IMIP Rekrut Karyawan via Online

    108 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Punya Usaha Mikro tetapi Belum Dapat BLT UMKM, Lakukan Hal Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Link Live Streaming Barcelona Vs PSG, Rafinha Kembali ke Camp Nou Halaman all

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PT IMIP Serahkan Bantuan Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Smelter Nikel VDNI Diamuk Massa

    104 shares
    Share 0 Tweet 0
navigasibisnis.com

navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

  • Landing Page
  • All Features
  • Contact

© 2020 navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren

© 2020 navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In