Pemerintah terus mendorong investasi lokal maupun asing agar masuk ke sektor pertambangan nikel. Dalam telewicara bersama CNBC Indonesia pada Rabu (23/12) lalu, Deputi Bidang Koordinasi Investasi Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi, Septian Hario Seto, menjelaskan bahwa investasi akan diarahkan ke sektor baterai lithium untuk kendaraan listrik, energy storage system (sistem penyimpanan energi), dan sektor besi baja. Kabar baiknya lagi, kontribusi hilirisasi tambang nikel Indonesia di tahin 2020 membawa hasil yang baik.
Seto mengatakan, kontribusi hilirisasi pada sektor besi baja sejauh ini sudah berjalan dengan baik, perbaikan tata niaga domestik perdagangan nikel sudah diterapkan antara pihak penambang dengan pihak pemurnian (smelter) untuk mendapatkan kesepakatan harga yang lebih baik bagi kedua belah pihak.
Kontribusi hilirisasi di sektor besi baja signifikan terhadap pengurangan defisit transaksi berjalan Indonesia di tahun 2020. Dampak besar dan positif dari hilirisasi terbukti nyata di Indonesia. “Kalau saya lihat datanya sampai bulan November kemarin, ekspor besi baja kita mencapai sekitar 9,6 miliar dollar. Ini naik mungkin kira-kira hampir 8 kali lipat dibandingkan tahun 2014 ketika kita mulai melakukan hilirisasi di sektor ini,” ujar Septian Hario Seto.
Hilirisasi untuk sektor baterai lithium dan energi storage system juga didorong oleh pemerintah. Namun, energi storage system belum mendapatkan perhatian dari publik. Hal ini disebabkan karena pemerintah dan investor masih berfokus pada baterai lithium yang nantinya digunakan untuk kendaraan listrik. Padahal, energi storage system menjadi kunci atas energy renewable (energi terbarukan) di Indonesia.
“Kalau kita lihat renewable energi kan ada dua. Misalnya kita lihat solar, solar menggunakan tenaga matahari. Kalau mataharinya hilang, berarti malam hari tidak bisa dipakai. Tapi dengan adanya teknologi baterai ini, kelebihan produksi energi di siang hari bisa disimpan untuk malam hari. Yang kedua untuk stabilisasi frekuensi dari listrik yang dihasilkan,” ujarnya.
Pada diskusi antara Presiden RI, Joko Widodo dengan CEO PT Tesla yaitu Elon Musk awal bulan Desember ini, pembahasan mengenai energy storage system telah dilakukan oleh kedua belah pihak.
“Saya pikir ini (energy storage system) satu trend yang akan meningkatkan demand terhadap lithium baterai di dunia,” pungkas Septian.