JAKARTA, KOMPAS.com – Epidemilog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebutkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menahan laju penularan Covid-19 adalah membatasi pergerakan manusia.
Hal itu, menurut Dicky, dapat dilakukan jika pemerintah tidak bisa mengeluarkan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Pemerintah dapat membuat aturan work from home (WFH) alias bekerja dari rumah, bagi pegawai di sektor formal guna mengurangi jumlah orang yang mobilitas karena bekerja.
“Dengan kecepatan seperti ini, yang harus dilakukan sebenarnya lockdown atau PSBB, Kalau tidak bisa, makanya saya usulkan work from home-nya 100 persen,” kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (27/6/2021).
Kebijakan work from home tersebut, lanjut Dicky, bisa dilakukan terhadap pegawai-pegawai pada sektor formal yang mendapat gaji tetap dan bisa melakukan pekerjaannya dari rumah.
Akan tetapi, kebijakan WFH itu, kata dia, tidak hanya dilakukan di Kota Jakarta tetapi juga di seluruh provinsi yang ada di pulau Jawa.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
“Sehingga bisa mengurangi signifikan, karena pegawai negeri saja kan sudah berapa juta itu, belum pegawai BUMN, belum yang pegawai swasta se-Jawa,” kata Dicky.
Dicky menilai, jika kebijakan tersebut tidak dilakukan, bukan tidak mungkin mobilitas tersebut akan menjadi klaster penularan yang akan semakin memberatkan fasilitas kesehatan yang kini memprihatinkan.
Apalagi, kata dia, jumlah kematian harian sebanyak 400 orang lebih berdasarkan data Satgas Covid-19 tersebut, fakta di lapangannya bisa melonjak dua hingga tiga kali lipat.
“Pegawai se-Jawa ini bisa lebih dari 20 juta saya kira, nah itu harus dilakukan WFH kalau memang serius pemerintah ini, tapi se-Jawa, enggak bisa se-Jakarta, karena ini rentetan dan saling terkait,” ucap Dicky.
Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami lonjakan. Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, sejak Sabtu kemarin hingga Minggu ini penambahan pasien positif mencapai 21.342 orang.
Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi penambahan kasus baru Covid-19 dalam sehari terhitung sejak pandemi virus corona berlangsung di Tanah Air.
Jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.115.304 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret tahun lalu.
Informasi tersebut disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 pada Minggu sore. Data juga bisa diakses melalui laman covid19.go.id.
Tertinggi di dunia
Dengan penambahan 21.342 kasus baru, data Worldometers pada Minggu menempatkan Indonesia pada urutan pertama negara yang mencatatkan penambahan kasus Covid-19 tertinggi dalam sehari pada hari ini.
Di urutan kedua Rusia yang mencatatkan penambahan 20.538 kasus baru dalam sehari.
Di urutan ketiga yakni Iran yang bertambah 9.758 kasus baru. Kemudian, Filipina bertambah 6.096 kasus baru, Malaysia bertambah 5.586 kasus baru.
Dalam periode yang sama, Indonesia juga mencatatkan 409 kasus kematian akibat Covid-19.
Angka itu menyebabkan total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 57.138 orang.
Menurut data Worldometers, Indonesia menjadi negara di urutan kedua yang mencatatkan penambahan angka kematian tertinggi setelah Rusia yang mencatatkan 599 kematian dalam sehari.
Data Satgas Penanganan Covid-19 periode 26-27 Juni juga mencatat, penambahan pasien sembuh mencapai 8.024 orang. Dengan demikian, jumlah pasien sembuh dari Covid-19 di Tanah Air kini berjumlah 1.850.481 orang.
#Kasus #Covid19 #Melonjak #Epidemiolog #Usul #Pekerja #Formal #Pulau #Jawa #WFH #Persen #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli