PARIS, KOMPAS.com – Flu burung telah terdeteksi di wilayah Antartika untuk kali pertama, menurut para ahli Inggris.
Temuan ini pun menimbulkan kekhawatiran bahwa virus mematikan tersebut dapat menjadi ancaman bagi penguin dan spesies lokal lainnya.
Para ilmuwan telah mengkhawatirkan wabah terburuk Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dalam sejarah akan mencapai Antartika, yang merupakan tempat berkembang biak bagi banyak burung.
British Antarctic Survey mengatakan bahwa stafnya telah mengambil sampel dari burung laut skua cokelat setelah mereka mati di Bird Island di Georgia Selatan. Bird Island adalah sebuah wilayah luar negeri Inggris di sebelah timur ujung Amerika Selatan dan di sebelah utara daratan utama Antartika.
“Hasil tes lalu dikirim ke Inggris dan hasilnya positif,” kata British Antarctic Survey dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/10/2023).
Dijelaskan, virus ini kemungkinan besar dibawa oleh burung-burung yang kembali dari migrasi mereka ke Amerika Selatan, di mana terdapat banyak kasus flu burung.
“Para pengunjung yang datang ke Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan berada di bawah tindakan biosekuriti yang ditingkatkan, dan penelitian ilmiah yang melibatkan burung-burung di sana telah dihentikan,” ungkap British Antarctic Survey, dikutip dari AFP.
Wabah flu burung telah terjadi secara teratur sejak virus ini pertama kali muncul pada tahun 1996.
Sejak pertengahan 2021, wabah yang jauh lebih besar mulai menyebar ke selatan ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak tersentuh, termasuk Amerika Selatan, yang menyebabkan kematian massal di antara burung-burung liar dan puluhan juta unggas dimusnahkan.
Michelle Wille, pakar flu burung di University of Melbourne, mengatakan bahwa penyebaran flu burung ke wilayah Antartika merupakan berita yang sangat buruk.
“Situasi ini dapat berubah dengan cepat,” tulisnya di X.
Ian Brown, kepala virologi di Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan Inggris, memperingatkan pekan lalu bahwa ada risiko burung-burung yang bermigrasi dapat menyebarkan virus dari Amerika Selatan ke pulau-pulau Antartika dan kemudian ke daratan utama.
“Hal ini dapat menjadi kekhawatiran nyata bagi populasi burung seperti penguin yang unik di Antartika,” katanya kepada para wartawan.
Burung-burung seperti penguin yang belum pernah terpapar virus ini tidak akan memiliki kekebalan sebelumnya, sehingga berpotensi membuat mereka lebih rentan.
Kabar baiknya, Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan juga mengatakan pekan lalu bahwa penelitian awal telah mengonfirmasi bahwa populasi dua burung laut -burung gannet utara dan shag- telah menunjukkan kekebalan terhadap flu burung.
Manusia jarang tertular flu burung, tetapi ketika mereka tertular biasanya melalui kontak langsung dengan burung yang terinfeksi.
Awal bulan ini, seorang anak perempuan berusia dua tahun meninggal akibat flu burung di Kamboja, yang merupakan kematian ketiga yang tercatat di negara tersebut tahun ini.
Virus ini juga telah terdeteksi pada sejumlah mamalia, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa virus ini dapat bermutasi menjadi versi yang lebih mudah ditularkan di antara manusia.
https://www.youtube.com/watch?v=gCkj8G2yRF4
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Kali #Pertama #Flu #Burung #Terdeteksi #Antartika
Klik disini untuk lihat artikel asli