navigasibisnis.com
Saturday, June 10, 2023
  • Login
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren
No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren
No Result
View All Result
navigasibisnis.com
No Result
View All Result
Home Berita

Kalau Punya Masalah dengan China, Apa yang Harus Dilakukan Sebuah Negara?

September 4, 2020
in Berita, Global
0
Kalau Punya Masalah dengan China, Apa yang Harus Dilakukan Sebuah Negara?
0
SHARES
10
VIEWS
Bagikan ke Whatsapp

OSLO, KOMPAS.com – Hubungan diplomatik antarnegara sering mengalami pasang surut, seperti yang terjadi di sejumlah negara Barat yang dilaporkan bersitegang dengan China.

Norwegia adalah salah satu negara yang pernah mengalami hubungan memanas dengan China, salah satu negara adidaya dunia.

RELATED POSTS

Bersaksi di Sidang Richard Eliezer, Romo Magnis: Agar Putusan Jadi Semakin Adil

Taliban Larang Perempuan Afghanistan Ikut Ujian Masuk Universitas Swasta

Ketika Komite Nobel Norwegia menghadiahkan Nobel Perdamaian 2010 kepada seorang pembangkang politik terkenal China Lu Xiaobo, hubungan Norwegia dengan China langsung membeku.

Padahal Norwegia adalah negara Barat pertama yang mengakui China pimpinan Partai Komunis dan keduanya membangun hubungan diplomatik di tahun 1950.

REUTERS/BOBBY YIP via ABC INDONESIA Liu Xiabo mendapat Nobel Perdamaian karena menyuarakan kebebasan berpendapat di China. (Reuters: Bobby Yip, file photo)

Namun ketika hadiah Nobel tersebut diberikan kepada Liu yang meninggal pada 2017, China menghentikan pembicaraan dagang dengan Norwegia dan membatasi ekspor sejumlah komoditi.

Kebekuan hubungan berlangsung selama enam tahun, sampai akhirnya hubungan pulih kembali di tahun 2016.

Sepuluh tahun kemudian di tahun 2020, Australia mengalami masalah yang sama dengan China, setelah Australia menyerukan adanya penyelidikan mengenai asal muasal virus Covid-19, yang pertama kali diketahui menyebar di kota Wuhan di China.

Apa dampaknya bagi Norwegia?

 

China membatasi impor salmon dari Norwegia, produk utama dari negara Skandinavia tersebut.FLICKR/BakiOguz via ABC INDONESIA China membatasi impor salmon dari Norwegia, produk utama dari negara Skandinavia tersebut.

Pertama, pejabat China pernah mengancam jika keputusan pemenang Nobel Perdamaian akan “berdampak buruk bagi hubungan China-Norwegia”.

Namun pejabat di Norwegia sebenarnya tidak bisa melakukan apa pun mengenai pemenang Nobel.

Anggota Komite Nobel Norwegia memang diangkat oleh pemerintah namun keputusan mereka bersifat independen.

Dua hari setelah mengeluarkan ancaman, China membatalkan perundingan perdagangan bebas dengan Norwegia dan dua bulan kemudian membatasi impor ikan salmon dari Norwegia.

Di tahun keempat pembekuan hubungan diplomatik, Norwegia, negara penghasil salmon terbesar di dunia, langsung mengalami penurunan pangsa pasar hingga 70 persen dari China.

Pejabat China memperkuat aturan karantina dan pembatasan impor salmon dari Norwegia dan membatasai lisensi impor yang dikeluarkan.

“Partai Komunis China penuh perhitungan dalam mencari sasaran komoditi yang dibatasi, tidak pernah mencari sasaran komoditi yang mempengaruhi kepentingannya sendiri,” kata Emilia Currey, peneliti dari Australian Strategic Policy Institute (ASPI).

“Sebagai contoh, barley (jelai) jadi sasaran untuk Australia, kemudian ternak sapi, dan bukannya biji besi atau wool padahal jumlah perdagangannya hampir sama.”

Dia mengatakan China cenderung mencari ekspor yang penting dari sebuah negara sebagai identitas negara tersebut.

Sebagai contoh dalam perseteruan dengan Korea Selatan di tahun 2016 berkenaan dengan sistem pertahanan rudal, China melarang bintang pop Korea Selatan muncul di televisi China dan bintang K-pop juga dilarang tampil dan mengadakan tur.

“Ketika Partai Komunis China (CCP) mencari sasaran komoditi, mereka mencari sasaran terhadap komoditas yang berpengaruh langsung pada kehidupan negara bersangkutan,” ujar Emilia.

Bagaimana Norwegia bereaksi?

Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg.NTB via REUTERS: SCANPIX/TERJE BENDIKSBY via ABC INDONESIA Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg.

Dalam reaksinya, Norwegia mengatakan, mereka tidak akan meminta maaf atas keputusan yang diambil Komite Nobel namun membujuk China dengan cara lain.

Di tahun 2014, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg memutuskan untuk tidak bertemu Dalai Lama, yang juga pernah mendapat hadiah Nobel Perdamaian di tahun 1989.

Keputusan itu menandai untuk pertama kalinya seorang pemimpin Norwegia menolak bertemu dengan tokoh kemerdekaan Tibet tersebut..

Beijing memandang Dalai Lama sebagai tokoh separatis yang memperjuangkan kemerdekaan Tibet, tapi PM Solberg juga membantah jika ia melakukannya karena mendapat tekanan dari China.

“Kami tahu bahwa bila kami melakukannya, kami akan tetap dalam pembekuan hubungan lebih lama lagi,” kata PM Solberg waktu itu.

Akhirnya setelah enam tahun, Norwegia bisa menormalkan hubungan kembali dengan China di tahun 2016 dengan kedua negara menandatangani pernyataan bersama.

Pernyataan itu mengakui bahwa Nobel Perdamaian 2010 menjadi sumber masalah dan pemerintah Norwegia menegaskan “komitmen kebijakan satu China” dan “kedaulatan dan integritas wilayah” China.

Mereka juga setuju untuk tidak mendukung tindakan yang bisa memengaruhi “kepentingan utama” China, istilah yang digunakan Beijing untuk menggambarkan berbagai hal, seperti penahanan masal warga Uighur di Xinjiang dan kebijakan yang semakin menekan di Hong Kong.

Norwegia adalah salah satu negara yang mengalami pembekuan hubungan diplomatik dengan China.REUTERS/YANNIS BEHRAKIS via ABC INDONESIA Norwegia adalah salah satu negara yang mengalami pembekuan hubungan diplomatik dengan China.

Namun tidak ada pernyataan jika keputusan Nobel adalah keputusan independen dan bukan keputusan pemerintah Norwegia, juga jika China menghormati keputusan sebuah institusi di negara lain.

Artinya, China bisa saja melakukan tindakan yang sama lagi di masa depan bila Hadiah Nobel diberikan kepada salah seorang pembangkang pemerintah.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi pernah ditanya mengenai kemungkinan tersebut ketika dia mengunjungi Norwegia bulan lalu.

“China selalu menolak semua usaha dari siapa saja untuk mempolitisir Hadiah Nobel Perdamaian dan campur tangan dalam urusan dalam negeri China,” kata Wang kepada wartawan.

Kebijakan “tekanan” dari China

Sebuah laporan baru yang dikeluarkan minggu ini oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI) merinci apa yang sebut “diplomasi tekanan” yang dilakukan Beijing terhadap negara lain dan perusahaan asing.

Lembaga konsultan itu mengatakan, Partai Komunis China menerapkan berbagai kebijakan menekan terhadap negara lain termasuk melakukan ancaman dan pembatasan di bidang perdagangan, turisme dan kontak diplomatik.

Penahanan tanpa alasan jelas, bahkan eksekusi mati terhadap warga asing di China termasuk bentuk tekanan yang disebut dalam laporan.

Pemerintah Australia sudah mengeluarkan peringatan perjalanan ke China bulan Juli dengan peringatan jika warga Australia bisa saja ditahan tanpa alasan jelas.

ASPI mengatakan, China menggunakan kebijakan “tekanan” sebanyak 152 kali sejak tahun 2010, terhadap 27 negara, termasuk Uni Eropa.

Laporan tersebut mengatakan adanya peningkatan penggunaan kebijakan tersebut sejak tahun 2018.

“Pola yang dilakukan hampir sama,” kata Emilia Currey, penulis laporan sekaligus peneliti di ASPI.

“Awalnya dimulai dengan ancaman yang dikeluarkan negara dan bila tindakan itu tidak dihentikan oleh negara sasaran, maka pembatasan perdagangan akan dilakukan, atau pembatasan kedatangan turis atau investasi, dan berlangsung sampai negara itu mengubah kebijakannya.”

Apa yang harus dilakukan?

Perdana Menteri Australia Scott Morrison.ABC NEWS/IAN CUTMORE via ABC INDONESIA Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Dalam pandangan ASPI, Australia tidaklah harus melakukan sesuatu untuk bisa memperbaiki hubungan dengan China dengan mengorbankan nilai yang sudah ada.

Lembaga itu menyarankan, semua negara yang menghadapi tekanan dari China bersama-sama bersatu dalam berbagai forum internasional dan kompak menghadapi China.

Tindakan yang bisa dilakukan antara lain mengeluarkan pertanyaan bersama, sanksi ekonomi atau pembatasan perjalanan.

Lembaga pemikir itu juga menyarankan, agar Aliansi Intelejen Five Eyes yang terdiri dari Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat bisa membentuk pakta keamanan ekonomi bersama.

Artinya, jika China melakukan tekanan terhadap salah satu negara mitra, maka bisa melakukan aksi ekonomi atau diplomatik terhadap China.

Laporan itu juga memperingatkan kepada para pelaku usaha untuk mulai memikirkan risiko melakukan bisnis di China, melihat Beijing semakin sering menggunakan tekanan belakangan ini.

“Memperbaiki hubungan tidaklah memberi jaminan ini tidak akan terjadi lagi di masa depan,” kata Emilia.

Ketika ditanya mengenai sanksi yang diterapkan China bulan Juni, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, pemerintah tidak ingin cepat memperbaiki hubungan dengan mengorbankan prinsip yang ada.

“Kami adalah negara yang menganut perdagangan terbuka. Saya tidak mau mengorbankan nilai ini menghadapi tekanan yang datang dari siapa saja,” katanya.

Namun akademisi University of Melbourne, Sow Keat Tok memperingatkan agar Australia berhati-hati, setelah melihat kasus terbaru penahanan wartawan Australia, Cheng Lei di Beijing.

“Ini tindakan balas membalas, dan kita tidaklah mau ini meningkat lebih buruk dari sekarang, jadi akan bermanfaat bila Canberra menurunkan tensi dalam pernyataan mereka,” katanya kepada ABC.

Dr Tok mengatakan, bukan berarti Australia harus takut menghadapi China tapi berhati-hati dalam keterlibatan dengan diplomasi lewat pernyataan saling menyerang di media.

“Kita memang harus berhati-hati dalam berhubungan dengan China. Saya kira kita tidak harus mengorbankan nilai kita dengan melakukan diplomasi diam-diam.”

#Kalau #Punya #Masalah #dengan #China #Apa #yang #Harus #Dilakukan #Sebuah #Negara

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: AustraliaChinaHubungan diplomatik dengan ChinanorwegiaOsloWang Yi
ShareTweetSend

Related Posts

Bersaksi di Sidang Richard Eliezer, Romo Magnis: Agar Putusan Jadi Semakin Adil

Bersaksi di Sidang Richard Eliezer, Romo Magnis: Agar Putusan Jadi Semakin Adil

by bisnis
January 30, 2023
0

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara Franz Magnis Suseno mengungkapkan pendapatnya terkait sosok terdakwa kasus pembunuhan berencana...

Taliban Larang Perempuan Afghanistan Ikut Ujian Masuk Universitas Swasta

Taliban Larang Perempuan Afghanistan Ikut Ujian Masuk Universitas Swasta

by bisnis
January 29, 2023
0

Penulis: Ayaz Gul/VOA Indonesia KABUL, KOMPAS.com - Taliban di Afghanistan makin memperketat larangan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi dengan...

Jokowi: Tahun Ini Akan Jadi Momen Kebangkitan Pariwisata Indonesia

Jokowi: Tahun Ini Akan Jadi Momen Kebangkitan Pariwisata Indonesia

by bisnis
January 28, 2023
0

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, tahun ini menjadi momen kebangkitan pariwisata Indonesia. Menurutnya, saat ini menjadi waktu yang...

Cerita Saksi Mata Detik-detik Penembakan di Sinagoge Yersusalem

Cerita Saksi Mata Detik-detik Penembakan di Sinagoge Yersusalem

by bisnis
January 28, 2023
0

YERUSALEM, KOMPAS.com – Telah terjadi penembakan di Sinagoge Yerusalem pada Jumat (27/1/2023) malam, yang menewaskan tujuh orang dan melukai tiga...

6 Anak Buah Ferdy Sambo Jalani Sidang Tuntutan Kasus “Obstruction of Justice”

6 Anak Buah Ferdy Sambo Jalani Sidang Tuntutan Kasus “Obstruction of Justice”

by bisnis
January 26, 2023
0

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan bakal membacakan surat tuntutan terhadap enam orang...

Next Post
Soal Wacana Jam Malam di Jakarta, Kasatpol PP DKI Masih Kaji Efektivitasnya

Soal Wacana Jam Malam di Jakarta, Kasatpol PP DKI Masih Kaji Efektivitasnya

[HOAKS] Pakai Masker Wajah Terus Menerus Sebabkan Legionnaires

[HOAKS] Informasi Razia Keliling Wali Kota Medan dan Satgas Covid-19

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

target pemain industri nikel

Target ke Depan Pemain Industri Nikel

May 6, 2021
Gara-gara Pandemi, WIKA Beton Rombak Target Besar-besaran

Gara-gara Pandemi, WIKA Beton Rombak Target Besar-besaran

August 27, 2020
kendala di sektor industri

Kendala dan Kontribusi di Sektor Industri

March 12, 2021
vaksin covid-19 PT IMIP

Vaksin COVID-19 PT IMIP Tahap Kedua Diikuti 42.500 Karyawan

May 23, 2021
kawasan industri morowali

Saat Pengembangan Kawasan Industri Morowali Diiringi Peningkatan SDM

January 10, 2022

MOST VIEWED

  • Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Kuning Gratis untuk Pencari Kerja

    Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Kuning Gratis untuk Pencari Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjaga Keutuhan Bhinneka Tunggal Ika di Segala Sektor

    80 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Kontribusi Nyata PT IMIP Terhadap Ekonomi

    58 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Ngaku Jenius Kalau Nggak Bisa Jawab Tebak-Tebakan Logika Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Wanita Bisa Hamil Walaupun Sperma Dikeluarkan di Luar Vagina? Halaman all

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
navigasibisnis.com

navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

  • Landing Page
  • All Features
  • Contact

© 2020 navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

No Result
View All Result
  • Berita
    • Nasional
    • Regional
    • Global
    • Megapolitan
  • Edukasi
  • Food
  • Hype
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Politik
  • Properti
  • Sains
  • Tekno
  • Travel
  • Tren

© 2020 navigasibisnis.com - Platform media online Navigasi Bisnis Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In