Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) menguat pada Selasa (14/11/2023) setelah liburan panjang perayaan Hari Dipawali. Penguatan ini didorong oleh kenaikan harga minyak kedelai saingannya di Dalian dan Chicago yang turut mendukung pasar.
Menurut data BMD pada penutupan Selasa, kontrak berjangka CPO untuk November 2023 menguat 86 Ringgit Malaysia menjadi 3.759 Ringgit Malaysia per ton. Kenaikan harga juga terjadi pada kontrak berjangka CPO Desember 2023, Januari 2024, Februari 2024, Maret 2024, dan April 2024.
Melansir Hellenic Shipping News Worldwide, trader berbasis di Kuala Lumpur mengungkapkan bahwa perdagangan pada Selasa dilakukan dengan catatan positif, memanfaatkan kekuatan minyak kedelai CBoT dan minyak sawit Dalian. Harga minyak kedelai di CBOT naik 1,67%, kontrak minyak kedelai di Dalian naik 1,48%, sementara kontrak minyak sawit meningkat 1,24%.
“Berlanjutnya kekuatan minyak nabati saingannya dan aktivitas short-covering pada siang hari mengangkat harga ke level tertinggi tengah hari,” terang trader tersebut sebagaimana dikutip dari Investor Daily.
Selain itu, melansir Reuters, impor minyak sawit dan minyak bunga matahari India pada 2022-2023 mencapai rekor tertinggi, masing-masing meroket sebesar 24% dan 54%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi dan harga diskon yang signifikan dibandingkan dengan minyak kedelai saingannya. Pembelian yang lebih tinggi oleh India, sebagai importir minyak nabati terbesar di dunia, diharapkan dapat mengurangi stok minyak sawit di India dan Malaysia.
Pemerintah Malaysia optimis bahwa ekspor minyak sawit dan produk terkait ke Tiongkok akan meningkat lebih lanjut pada tahun ini. Meskipun stok minyak sawit Malaysia mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada akhir Oktober, ekspor yang melebihi perkiraan tetap memberikan dukungan pada pasar.
Prospek Harga CPO pada 2024: Tren Positif atau Negatif?
Pakar minyak sawit memperkirakan bahwa harga minyak sawit mentah (CPO) akan mengalami kenaikan pada tahun depan. Hal ini disebabkan oleh pasokan global yang cenderung datar akibat faktor cuaca seperti El-Nino dan perubahan iklim. Mengutip dari New Strait Times, (9/11/2023), Direktur Pelaksana Konsultan dan Ekonom Pertanian Glenauk Economics Julian McGill memproyeksikan kemungkinan harga CPO bisa mencapai RM4.000 per ton pada kuartal pertama 2024.
“Hal ini akan menyebabkan harga minyak lebih tinggi pada 2024, seiring dengan meningkatnya permintaan kedelai. Kami memperkirakan harga CPO Malaysia akan meningkat menjadi RM4.000 pada akhir Q1 2024,” ungkap McGill.
Namun, beberapa faktor seperti risiko pasokan akibat cuaca, harga minyak bunga matahari, dan ketegangan geopolitik masih menjadi pertimbangan. Fastmarket Palm Oil Analytics Singapura Dr. Sathia Varqa menyoroti bahwa produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan stagnan pada 2024, dan produksi Malaysia mendekati 18,4 juta ton.
Meskipun terdapat beberapa ketidakpastian terkait produksi dan pasokan, para pakar sepakat bahwa harga CPO memiliki potensi untuk terus menguat pada tahun 2024. Faktor-faktor seperti permintaan yang terus tumbuh, proyeksi produksi yang stabil, dan kondisi cuaca akan menjadi penentu utama dalam menentukan arah harga minyak sawit mentah di pasar global.