ISTANBUL, KOMPAS.com – Sejumlah pihak telah menekan Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan serangan Israel ke Gaza.
Seruan itu termasuk datang dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
“Kami menyerukan kepada pemerintah AS untuk mengakhiri agresi Israel, pendudukan, pelanggaran, dan penodaan terhadap tempat-tempat suci kami,” katanya di KTT OKI di Riyadh, pada Sabtu (11/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu telah menolak seruan internasional yang semakin meningkat untuk melakukan gencatan senjata.
Dia bahkan mengatakan pertempuran Israel untuk menghancurkan Hamas yang berkuasa di Gaza akan berlanjut dengan kekuatan penuh.
Lantas, apakah hanya Amerika yang bisa menghentikan serangan Israel?
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (11/12/2023) juga menyerukan tekanan kepada Amerika Serikat untuk menghentikan serangan Israel di Gaza
Ia menyebut AS sebagai negara terpenting yang perlu dilibatkan dalam upaya menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza.
Sebab, kata dia, AS memiliki pengaruh terhadap Israel.
“Negara terpenting yang perlu dilibatkan adalah Amerika Serikat, yang memiliki pengaruh terhadap Israel,” kata Erdogan kepada para wartawan Turkiye dalam penerbangan pulang setelah menghadiri KTT OKI di Riyadh, dikutip dari AFP.
Erdogan sendiri telah diagendakan akan mengunjungi Jerman pada Jumat (17/11/2023) dan berencana untuk melakukan perjalanan ke Mesir, serta menjadi tuan rumah bagi presiden Iran dalam beberapa minggu mendatang.
“Kita harus mengadakan pembicaraan dengan Mesir dan negara-negara Teluk, dan menekan Amerika Serikat,” kata Erdogan.
“AS harus meningkatkan tekanannya terhadap Israel. Barat harus meningkatkan tekanan terhadap Israel… Sangat penting bagi kita untuk mengamankan gencatan senjata,” tambah Erdogan.
Namun, ia mengatakan bahwa dirinya tidak akan mengubungi Biden untuk itu.
“(Blinken) baru saja berada di sini (di Turkiye). Saya kira Biden akan menjamu kami mulai sekarang. Tidak pantas bagi saya untuk menelepon Biden,” katanya.
Erdogan mengatakan bahwa AS harus menerima Gaza sebagai tanah Palestina.
“Kami tidak bisa setuju dengan Biden jika dia mendekati (konflik) dengan melihat Gaza sebagai tanah pemukim pendudukan atau Israel, dan bukan tanah rakyat Palestina,” ucap dia.
Turkiye sendiri telah menjadi pengkritik yang semakin vokal terhadap serangan Israel di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, serangan tanpa henti Israel telah menewaskan lebih dari 11.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil.
Sikap AS
AS sendiri telah menekan Israel untuk memberlakukan jeda kemanusiaan di Gaza dan membuahkan persetujuan.
Setiap hari, Israel akan menunda serangan selama empat jam ke Gaza.
Presiden AS Joe Biden mengaku, butuh waktu amat lama sampai akhirnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memenuhi berbagai pemintaan AS kepada Israel.
Permintaan itu termasuk jeda kemanusiaan.
”Saya telah meminta jeda lebih dari tiga hari,” ujarnya, Kamis (9/11/2023), di Pangkalan Udara Andrews, Maryland.
Biden telah menekankan, AS tetap pada posisi tidak meminta gencatan senjata.
Bahkan, tidak ada pembahasan soal itu dalam komunikasi dengan Israel.
AS hanya meminta ada jeda kemanusiaan agar warga sipil bisa mengungsi dan bantuan kemanusiaan bisa dikirimkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Hanya #Amerika #yang #Bisa #Hentikan #Serangan #Israel #Gaza
Klik disini untuk lihat artikel asli