MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia diperintahkan membayar lebih dari 370.000 euro (Rp 5,3 miliar) sebagai kompensasi kepada seorang wanita yang tangannya dipotong oleh suaminya.
Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa mengatakan Rusia gagal memerangi kekerasan dalam rumah tangga. Jadi, Moskwa diperintahkan untuk memberi kompensasi kepada empat wanita yang diserang secara brutal.
Mereka termasuk Margarita Gracheva, yang pada 2017 menjadi korban penculikan oleh suaminya sendiri, yang kemudian menyerangnya dengan kapak.
Pengadilan mengatakan kepada Rusia untuk membuat perubahan mendesak untuk menghentikan serangan semacam itu di masa depan.
Pada Rabu (15/12/2021), BBC mewartakan bahwa kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan terjadi pada “skala yang mengejutkan” dan Rusia telah melanggar dua pasal Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.
Pada Desember 2017, suami Gracheva membawanya ke hutan dan memotong tangannya dengan kapak.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Dia sudah memberi tahu polisi tentang perilaku agresif suaminya, tetapi petugas mengabaikan keluhannya.
Tangan kirinya yang dimutilasi diambil dari hutan dan dijahit kembali. Sementara tangan kanan palsu dipasang setelah kampanye crowdfunding.
Mantan suaminya, Dmitry Grachev, dihukum dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.
Pengadilan mengatakan kasus Gracheva menunjukkan bagaimana hukum Rusia membuat pihak berwenang tidak menganggap adanya kekerasan dalam rumah tangga, sampai kasusnya meningkat menyebabkan cedera fisik .
Proses hukum itu menyerukan definisi hukum kekerasan dalam rumah tangga, dan mendesak agar semua pelaku dikriminalisasi.
Pada 2017, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menandatangani undang-undang yang melunakkan hukuman untuk kekerasan dalam rumah tangga.
Pelanggaran pertama di mana korban tidak dirawat di rumah sakit, tidak lagi digolongkan sebagai tindak pidana dan hukuman dikurangi.
Tiga wanita lainnya, Natalya Tunikova, Yelena Gershman dan Irina Petrakova, juga harus mendapat ganti rugi.
“Kami menang!” Mari Davtyan, salah satu pengacara yang mewakili para wanita menulis di Facebook.
“Masing-masing wanita ini terluka parah akibat kelambanan negara dalam situasi kekerasan dalam rumah tangga,” katanya.
Rusia sebelumnya keberatan dengan klaim kompensasi kasus kekerasan dalam rumah tangga ini.
Wakil Menteri Kehakiman Rusia Mikhail Galperin mengatakan negara Rusia seharusnya tidak bertanggung jawab atas kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh individu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Dilecehkan #Suami #Sampai #Kehilangan #Tangan #Wanita #Ini #Tuntut #Negara #Ganti #Rugi #Miliaran #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli