AMSTERDAM, KOMPAS.com – Raja Belanda Willem-Alexander dan permaisurinya Ratu Maxima mendapat kritikan karena berlibur ke Yunani di tengah wabah virus corona.
Karena itu, raja yang naik takhta sejak 2013 tersebut memutuskan mempercepat liburannya dan kembali ke “Negeri Kincir Angin”.
“Kami sudah melihat reaksi yang ditunjukkan oleh orang-orang melalui laporan di media,” ujar Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima Jumat (16/10/2020).
“Kami ingin memastikan penting untuk mengikuti pedoman mengendalikan virus corona. Diskusi mengenai liburan kami tak berkontribusi untuk itu,” ujar keduanya.
Raja Belanda berusia 53 tahun itu sebenarnya tidak melanggar aturan pencegahan apa pun, termasuk yang diperkenalkan pada pekan ini.
Namun seperti diberitakan CNN Minggu (18/10/2020), banyak yang beranggapan perjalanan sang raja tidak seharusnya digelar di tengah pandemi.
“Langkah ini tidak bisa bijaksana dan tak bisa dimengerti,” kata politisi dari Partai D-66 Joost Sneller seperti dikutip ANP.
Partai D-66 merupakan mitra koalisi pemerintahan Perdana Menteri Mark Rutte, yang meminta publik untuk “tak mencoba batas dari aturan pemerintah”.
Rutte dalam konferensi pers Selasa (13/10/2020) mengatakan, rakyat diizinkan untuk berlibur namun harus tetap tinggal di hotel mereka.
“Jika kalian pergi ke luar negeri, yah pilihan Anda akan sangat terbatas karena tak banyak negara yang bersedia menerima kita,” ujar PM Rutte.
Kantor berita ANP memberitakan Raja Willem-Alexander dan keluarganya mempunyai vila di selatan Yunani, di mana mereka terbang dengan pesawat pemerintah.
Kabar mereka liburan muncul setelah pada Jumat, Belanda mencatatkan 8.000 kasus virus corona yang merupakan rekor bagi negara itu.
Pada Agustus, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima harus menyampaikan permintaan maaf karena melanggar pembatasan sosial saat berlibur.
#Berlibur #Yunani #Tengah #Virus #Corona #Raja #Belanda #Dikecam #Rakyatnya
Klik disini untuk lihat artikel asli